Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Unik Terusan Suez, Jalur Pelayaran Terpadat Dunia

Kompas.com - 23/09/2021, 11:31 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Terusan Suez merupakan jalur transportasi laut yang menghubungkan laut Mediterania dengan laut Merah.

Lokasinya yang strategis membuatnya sering dilintasi jalur perdagangan lintas negara.

Seperti pernah diulas Kompas.com, terusan ini ternyata punya banyak fakta menarik. Berikut beberapa di antaranya.

Baca juga: Lagi, Ada Kapal Besar Tersangkut di Terusan Suez

Membelah Benua Afrika dan Asia

Dilansir Britannica, Terusan Suez atau Suez Canal merupakan sebuah kanal yang lokasinya membelah benua Afrika dan Asia.

Hal ini karena jalur air tersebut berada di Mesir dan membentang dari utara hingga selatan melintasi Tanah Genting (Isthmus) Suez.

Mengutip National Geographic, tanah genting merupakan sebidang tanah sempit yang menghubungkan dua daratan yang lebih besar dan memisahkan dua badan air.

Meski begitu, Terusan Suez tidak mengambil rute melintasi tanah genting melainkan menggunakan beberapa danau dari utara ke selatan yakni Danau Manzala, Danau Timsah, Great Bitter Lake, dan Little Bitter Lake.

Baca juga: Video Kapal Ever Given Kembali Berlayar Lewati Terusan Suez dengan Pengawalan Penuh

Sempat Dipakai Jalur Perdagangan Sungai Nil-Laut Merah

Pada 1859-1869, terjadi kerja sama antara Khedive Mesir Said Pasha dengan Suez Canal Company Perancis untuk membangun Terusan Suez yang kini menghubungkan laut Mediterania dengan laut Merah.

Namun, ternyata sebelum ada pembangunan, berbagai bentuk yang kini adalah Terusan Suez sudah ada pada 1850 SM dan 775 M.

Meski begitu, dahulu jalur transportasi laut tersebut utamanya digunakan untuk memfasilitasi perdagangan antara Delta Sungai Nil dan laut Merah.

Baca juga: Mengapa Terusan Suez Dianggap Jalur Strategis?

Jalur Pelayaran Terpadat Dunia

Sejak selesai dibangun pada 1869, Terusan Suez merupakan salah satu jalur pelayaran yang paling banyak digunakan di dunia.

Sebab, sebelum pembangunan dilakukan, kapal-kapal yang menuju ke Asia harus melakukan pelayaran yang sulit di sekitar Cape of Good Hope (Tanjung Harapan) di ujung selatan Afrika.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com