Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Berjanji Perempuan Bakal Kembali ke Sekolah Secepatnya

Kompas.com - 21/09/2021, 18:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Taliban menyatakan, mereka menjanjikan bahwa wanita Afghanistan akan segera kembali ke sekolah secepat mungkin.

Janji itu terlontar setelah kelompok itu menerima kritikan dari dunia, buntut kebijakan mereka yang dianggap memarjinalisasi perempuan.

Setelah merebut ibu kota Afghanistan Kabul pada 15 Agustus, milisi menjanjikan pemerintahan mereka bakal berbeda dari 1996-2001.

Baca juga: Dituduh Curi Handphone, Pria Ini Diikat dan Dicambuk oleh Taliban

Tetapi sebulan sejak mereka berkuasa, muncul berbagai kebijakan maupun pernyataan yang terus menyudutkan wanita.

Misalnya adalah kementerian pendidikan Taliban yang melarang murid putri SMP kembali ke sekolah pada Sabtu (18/9/2021).

Sehari sebelumnya, milisi sempat mengumumkan menutup kementerian urusan perempuan, menggantinya dengan kementerian urusan kebajikan.

Terbaru adalah pemerintah interim Kabul yang melarang perempuan bekerja, dengan posisi mereka akan ditempati pria.

Juru bicara milisi Zabihullah Mujahid dalam konferensi pers berujar, mereka masih terus merumuskan kebijakan yang terbaik untuk kaum Hawa.

Dilansir AFP Selasa (21/9/2021), Mujahid menerangkan murid putri akan segera kembali ke sekolah "secepat mungkin", tanpa menjabarkan kapan persisnya.

Baca juga: Taliban Janji Murid Putri SMP Bisa Kembali ke Sekolah, asalkan...

"Butuh waktu bagaimana merumuskan kebijakan untuk pekerjaan dan pendidikan. Karena aturan sudah berubah lewat sistem Islam," kata dia.

Tak lama setelah berkuasa, Taliban sempat menerangkan hak perempuan akan dihormati "sepanjang kerangka hukum Islam".

Tetapi, banyak wanita yang mengaku curiga dan tidak langsung memercayai janji yang diutarakan oleh Mujahid.

"Ini sudah pernah terjadi. Mereka sudah berjanji kami bakal bekerja. Tapi janji itu tak pernah terwujud," kata seorang guru.

Baca juga: Taliban Sita Rp 177,2 Miliar dan Emas dari Mantan Pejabat Afghanistan

Tidak ada menteri perempuan

Sementara itu, milisi juga mengumumkan lembaga pemerintahan baru, yang lagi-lagi tidak menyertakan wanita.

Milisi sudah menjanjikan bakal membentuk pemerintahan yang inklusif. Namun sejauh ini, bagi-bagi jabatan baru terlihat di antara loyalis mereka.

Jika ada yang berubah, itu adalah dimasukkannya anggota Hazara, komunitas Syiah di Afghanistan yang dulu dipersekusi oleh Taliban.

Milisi selalu menyebut pemerintahan mereka interim, yang artinya masih akan dilakukan kocok ulang posisi dalam waktu dekat.

Baca juga: Saat Taliban Bermain Bebek-bebekan di Taman Bermain Air Afghanistan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com