Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan PLTS di Indonesia yang Masif Bakal Tarik Investasi hingga Rp 205 Triliun

Kompas.com - 12/09/2021, 20:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Rilis

KOMPAS.com – Program pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan target 18 gigawatt dapat membantu Indonesia menarik investasi hingga 14,4 miliar dollar AS (Rp 205 triliun).

Selain itu, program tersebut dapat membantu Indonesia mencapai target kontribusi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen dalam bauran energi primer pada 2025 sesuai Rencana Umum energi Nasional (RUEN).

Hal tersebut terungkap dalam laporan terbaru berjudul Scaling Up Solar in Indonesia: Reform and Opportunity yang dibuat oleh BloombergNEF, Bloomberg Philanthropies, dan Institute for Essential Services Reform (IESR).

Baca juga: 5 Situs PLTS Terbesar di Dunia pada 2021

Laporan tersebut mengungkapkan rekomendasi kebijakan untuk menggenjot pengembangan PLTS di Indonesia yang melimpah dan belum dimanfaatkan sepenuhnya.

Scaling Up Solar in Indonesia: Reform and Opportunity disahkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif sebagaimana dikutip Kompas.com dalam rilisnya.

Laporan ini menguraikan peta jalan bagi Indonesia agar meningkatkan kapasitas terpasang PLTS-nya di mana saat ini baru termanfaatkan sekitar 1 persen dari potensinya.

Prospek industri ini juga menunjukkan bagaimana Indonesia menawarkan peluang ekonomi dan lingkungan yang luar biasa bagi investor global seiring transisi dari energi fosil menyongsong masa depan EBT.

Baca juga: Inspirasi Energi: Cara Kerja Panel Surya dan Komponen PLTS

“Indonesia diposisikan untuk menjadi pemimpin dunia dalam tenaga surya, dengan semua manfaat ekonomi dan kesehatan masyarakat yang dibawa oleh investasi dalam energi bersih,” kata Michael R Bloomberg, pendiri Bloomberg LP dan Bloomberg Philanthropies.

“Bloomberg Philanthropies telah bekerja sama dengan mitra di Indonesia untuk memanfaatkan peluang itu dan mendobrak hambatan kemajuan, dan laporan ini akan membantu kami membangun pekerjaan itu,” sambung Michael.

Dia menambahkan, laporan tersebut menguraikan bagaimana kebijakan yang jitu dan kemitraan publik-swasta dapat membantu Indonesia mempercepat investasi PLTS dan memberi contoh bagi negara lain.

Scaling Up Solar in Indonesia: Reform and Opportunity menemukan bahwa sektor ketenagalistrikan dapat memenuhi target EBT-nya dengan memasang 18 gigawatt PLTS hingga 2025.

Baca juga: Inspirasi Energi: Ini Turbin Angin Terbesar di Dunia, Luasnya 6 Kali Lapangan Sepak Bola

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa biaya pokok pembangkitan listrik dari PLTS bakal semakin murah hingga 2030 karena didorong oleh biaya panel surya dan pengembangan yang semakin rendah.

“Percepatan transformasi energi menjadi komitmen Pemerintah untuk mendukung ekonomi hijau, teknologi hijau, dan produk hijau, sejalan dengan implementasi Perjanjian Paris,” kata Arifin.

“Energi surya akan menjadi andalan dalam strategi pengembangan energi terbarukan dalam upaya mendorong realisasi net-zero emission pada 2060 atau lebih cepat, karena potensinya yang sangat besar dan harga yang lebih kompetitif,” sambung Arifin.

Namun, pemanfaatan potensi energi surya yang melimpah membutuhkan aksi kebijakan yang berani untuk mengatasi peraturan yang menghambat pengembangan pembangkit listrik bersih.

Baca juga: Inspirasi Energi: PLTS dan PLTB Berlipat Ganda 5 Tahun Terakhir, Tapi Itu Belum Cukup

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com