Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Buron, Mantan Polisi Thailand Berjuluk Jo Ferrari Menyerah

Kompas.com - 29/08/2021, 14:43 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

BANGKOK, KOMPAS.com – Seorang mantan kepala polisi di Thailand, yang melarikan diri setelah diduga menyiksa seorang tersangka sampai tewas, akhirnya menyerahan diri.

Pria bernama Thitisan Utthanaphon, yang dijuluki "Jo Ferrari", mengaku menganiaya tersangka tetapi membantah melakukan korupsi.

Sebelumnya, Thitisan kabur dan menjadi buron setelah diduga menyiksa dan membunuh seorang tersangka kasus narkoba.

Baca juga: Diduga Peras dan Bunuh Tersangka Narkoba, Kepala Polisi Thailand Jadi Buron

Diberitakan BBC sebelumnya, tersangka tampak diperintahkan untuk membayar 60.000 dollar AS (Rp 865 juta) agar dakwaannya dibatalkan sebelum dia dicekik dengan kantong plastik.

Menurut laporan media setempat, penyiksaan itu terjadi setelah tersangka diminta untuk menggandakan uang suap yang telah disepakati untuk pembebasannya dan pacarnya.

Adegan mengerikan saat Thitisan melakukan penyiksaan terekam CCTV dan tersebar luas di dunia maya, membuat publik marah.

Thitisan dan enam orang lainnya dari sebuah kantor polisi di Nakhon Sawan, 250 km utara Bangkok, dituduh bertanggung jawab atas insiden fatal yang terjadi awal Agustus tersebut.

Baca juga: Hobi Begadang Bermain Game, Remaja Asal Thailand Ditemukan Meninggal di Kamarnya

Mantan inspektur polisi berusia 39 tahun itu melarikan diri. Tapi akhirnya dia menyerahkan diri pada Kamis (27/8/2021) malam di provinsi Chon Buri, ratusan kilometer dari kantornya.

Dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Kepolisian Thailand di Bangkok, Thitisan menjawab pertanyaan dari wartawan melalui telepon genggam.

Tidaklah umum bagi polisi Thailand untuk mengizinkan tersangka berbicara kepada media segera setelah penangkapan mereka.

Thitisan mengeklaim bahwa kematian tersangka disebabkan karena "kecelakaan" sebagaimana dilansir BBC.

Baca juga: Pria Ini Tantang PM Thailand Tanding Kickboxing untuk Selesaikan Krisis Politik

"Saya tidak berniat membunuhnya. Saya bermaksud untuk mendapatkan informasi agar saya bisa menghancurkan bisnis narkoba," ujar Thitisan.

Thitisan mengatakan, itu adalah kali pertama dia memperlakukan tersangka dengan cara seperti itu.

Thitisan juga berkeras bahwa dia tidak mencoba memeras. "Bawahan saya hanya mengikuti perintah saya dan saya bertanggung jawab penuh," tambahnya.

Pada Rabu (25/8/2021), aparat Thailand menggeledah rumah Thitisan di kawasan elite Bangkok dan menemukan 13 mobil mewah.

Pada Selasa (24/8/2021), Thitisan dipecat dari kepolisian setelah video itu tersebar luas dan menimbulkan kemarahan.

Baca juga: Polisi Thailand Kembali Tindak Keras Demonstran, Tembakkan Peluru Karet dan Gas Air Mata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com