BANGKOK, KOMPAS.com – Seorang mantan kepala polisi di Thailand, yang melarikan diri setelah diduga menyiksa seorang tersangka sampai tewas, akhirnya menyerahan diri.
Pria bernama Thitisan Utthanaphon, yang dijuluki "Jo Ferrari", mengaku menganiaya tersangka tetapi membantah melakukan korupsi.
Sebelumnya, Thitisan kabur dan menjadi buron setelah diduga menyiksa dan membunuh seorang tersangka kasus narkoba.
Baca juga: Diduga Peras dan Bunuh Tersangka Narkoba, Kepala Polisi Thailand Jadi Buron
Diberitakan BBC sebelumnya, tersangka tampak diperintahkan untuk membayar 60.000 dollar AS (Rp 865 juta) agar dakwaannya dibatalkan sebelum dia dicekik dengan kantong plastik.
Menurut laporan media setempat, penyiksaan itu terjadi setelah tersangka diminta untuk menggandakan uang suap yang telah disepakati untuk pembebasannya dan pacarnya.
Adegan mengerikan saat Thitisan melakukan penyiksaan terekam CCTV dan tersebar luas di dunia maya, membuat publik marah.
Thitisan dan enam orang lainnya dari sebuah kantor polisi di Nakhon Sawan, 250 km utara Bangkok, dituduh bertanggung jawab atas insiden fatal yang terjadi awal Agustus tersebut.
Baca juga: Hobi Begadang Bermain Game, Remaja Asal Thailand Ditemukan Meninggal di Kamarnya
Mantan inspektur polisi berusia 39 tahun itu melarikan diri. Tapi akhirnya dia menyerahkan diri pada Kamis (27/8/2021) malam di provinsi Chon Buri, ratusan kilometer dari kantornya.
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Kepolisian Thailand di Bangkok, Thitisan menjawab pertanyaan dari wartawan melalui telepon genggam.
Tidaklah umum bagi polisi Thailand untuk mengizinkan tersangka berbicara kepada media segera setelah penangkapan mereka.
Thitisan mengeklaim bahwa kematian tersangka disebabkan karena "kecelakaan" sebagaimana dilansir BBC.
Baca juga: Pria Ini Tantang PM Thailand Tanding Kickboxing untuk Selesaikan Krisis Politik
"Saya tidak berniat membunuhnya. Saya bermaksud untuk mendapatkan informasi agar saya bisa menghancurkan bisnis narkoba," ujar Thitisan.
Thitisan mengatakan, itu adalah kali pertama dia memperlakukan tersangka dengan cara seperti itu.
Thitisan juga berkeras bahwa dia tidak mencoba memeras. "Bawahan saya hanya mengikuti perintah saya dan saya bertanggung jawab penuh," tambahnya.
Pada Rabu (25/8/2021), aparat Thailand menggeledah rumah Thitisan di kawasan elite Bangkok dan menemukan 13 mobil mewah.
Pada Selasa (24/8/2021), Thitisan dipecat dari kepolisian setelah video itu tersebar luas dan menimbulkan kemarahan.
Baca juga: Polisi Thailand Kembali Tindak Keras Demonstran, Tembakkan Peluru Karet dan Gas Air Mata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.