Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Jenghis Khan, Benarkah Meninggal Pasca-Terlempar dari Kuda?

Kompas.com - 18/08/2021, 17:07 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Dia adalah pemimpin besar Mongol, sebuah dinasti besar yang pernah benar-benar berjaya pada masanya.

Tanpanya, Mongol mungkin tak akan mencatat nama besar dalam sejarah.

Dialah Jenghis Khan, yang pada 18 Agustus 1227, meninggal dunia, meninggalkan warisan pada peradaban yang tak sedikit.

Baca juga: Ahli Ungkap Misteri Kematian Jenghis Khan, Si Penakluk Mongol

Semasa hidupnya, Jenghis Khan menyatukan suku-suku nomaden di dataran tinggi Mongolia.

Dia juga menaklukkan sebagian besar wilayah di Asia Tengah dan Cina. Keturunannya lantas memperluas kekaisaran sampai ke Polandia, Vietnam, Suriah, dan Korea.

Pada puncaknya, bangsa Mongol menguasai hampir seluas wilayah seukuran Benua Afrika.

Pembantaian demi kekuasaan jelas tak terelakkan saat Jenghis Khan berkuasa. Tapi sumbangsih dan perannya juga tak sedikit.

Dia dikenal sebagai sosok toleran, yang memberikan kebebasan beragama kepada rakyatnya.

Perdagangan Mongol pun maju pesat, hingga akhir hayatnya.

Baca juga: Kekaisaran Mongol, Kekaisaran Terbesar Kedua dalam Sejarah

Dilansir dari History, sebelum meninggal, Jenghis Khan kembali ke Mongolia pada 1225, pasca-berhasil mengendalikan petak besar wilayah dari Laut Jepang sampai Laut Kaspia.

Tapi, ada satu urusan yang belum tuntas: Menaklukkan Kerajaan Xi Xia.

Sebelum itu terjadi, tragedi tak terduga membuat Jenghis Khan tak bisa berkutik. Pada awal 1227, seekor kuda disebut melemparkannya ke tanah, menyebabkan luka dalam serius, hingga akhirnya maut menjemput.

Baca juga: Serangan Mongol ke Jawa: Penyebab dan Kronologinya

Tapi, dikutip dari Kompas.com, peneliti juga fokus mempelajari "The History of Yuan", sebuah teks sejarah yang dibuat selama Dinasti Ming di China, yang memberikan perspektif baru tentang kematiannya.

Karya tersebut menyebut dari 18 Agustus hingga 25 Agustus 1227, selama operasi militer terakhir Jenghis Khan melawan Xia Barat, Jenghis Khan merasa tak enak badan dan demam.

Dia pun meninggal delapan hari kemudian setelah serangan penyakit itu.

Peneliti pun menggunakan informasi penyakit yang diderita pasukan Mongol dan musuh saat itu, serta pengetahuan modern tentang awal mula penyakit menular.

Peneliti pun menemukan bahwa gejalanya cocok dengan wabah pes yang lazim di era itu.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Timur Lenk, Penguasa dan Penakluk Turki-Mongol

Meski begitu, peneliti mengakui bahwa studi ini masih belum bisa dipastikan.

Ini karena sampai saat ini, tak ada akses ke tubuh Jenhis Khan akibat situs pemakamannya yang masih belum diketahui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com