Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Ungkap Misteri Kematian Jenghis Khan, Si Penakluk Mongol

Kompas.com - 08/02/2021, 17:00 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meski dikenal sebagai salah satu penakluk paling terkenal dalam sejarah, kematian Jenghis Khan justru diselimuti misteri.

Namun kini berkat studi baru, teka-teki kematian penguasa pertama Kekaisaran Mongol ini mulai terkuak.

Seperti dikutip dari Live Science, Senin (8/2/2021) Jenghis Khan lahir dengan nama Temüjin dari klan Borjigin pada tahun 1162.

Pada 1206, ia mendirikan dan menjabat sebagai penguasa pertama Kekaisaran Mongol, yang saat kematiannya pada 1227 memiliki luas wilayah 2,5 lebih besar daripada Kekaisaran Romawi.

Baca juga: Ditemukan, Makam Kaisar China dengan 5.000 Selir yang Gemar Membunuh

Warisannya pun telah mencapai dimensi global.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2003 di The American Journal of Human Genetics menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 200 pria di seluruh dunia mungkin adalah keturunan langsung Jenghis Khan.

Namun warisan itu berbanding terbalik dengan akhir kisah hidup Jenghis Khan yang tak banyak diketahui.

Keluarga dan pengikut Jenghis Khan diperintahkan untuk merahasiakan kematiannya.

Hal tersebut lantaraan Jenghis Khan meninggal saat periode penting melawan Xia Barat, kekaisaran yang ingin ditaklukan selama lebih 20 tahun.

Untuk menghormati Jenghis Khan, teman maupun musuh bangsa Mongol kemudian menceritakan sejumlah legenda tentang kematiannya.

Satu cerita yang beredar menyebut bahwa Jenghis Khan meninggal karena kehabisan darah setelah dikebiri oleh seorang puteri dari orang Tangut.

Sementara lainnya menyebut penguasa pertama Kekaisaran Mongol ini meninggal karena infeksi akibat luka panah saar melawan Xi Barat.

Semua legenda tersebut kemungkinan besar ditemukan setelah kematian Jenghis Khan.

"Kematian raja dan kaisar China lebih sering bercampur dengan mitos penyebab kematian yang luar biasa. Jadi peneliti kesulitan menemukan bukti kondisi umum seperti penyakit menular," kata Frncesco Galassi, peneliti lain dalam studi sekaligus dokter dan peleontolog di Flinders University di Adelaide, Australia.

Sementara kematian karena pembunuhan politik atau keracunan sangat tak mungkin. Pasalnya ketika Jenghis Khan meninggal ia masih berada di puncak kekuasaan, dihormati oleh bawahannya, dan dirawat dengan baik oleh para pelayanannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com