Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lama Jadi Misteri, Ahli Ungkap Kenapa Feses Wombat Berbentuk Kubus

Kompas.com - 29/01/2021, 19:00 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wombat merupakan mamalia aneh yang berasal dari Australia. Bukan karena penampakan fisiknya, tapi bentuk kotorannya yang tak biasa.

Mungkin akan sedikit menganggu, tapi jika digambarkan, kotoran wombat ini berbentuk kubus kecil berwarna gelap.

Bentuk feses yang tak biasa itu membuat wombat menjadi satu-satunya hewan yang dapat menghasilkan kotoran dengan bentuk seperti itu secara alami.

Namun hingga kini misteri bagaimana feses kubus terbentuk belum terpecahkan.

Seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (29/1/2021) hal tersebut menginspirasi Patricia Yang bersama rekannya David Hu untuk melakukan penelitian mengenai kotoran wombat itu.

Baca juga: Peneliti Temukan Bukti Awal Perilaku Sosial pada Mamalia

Pada 2018, mereka mendapatkan usus dari wombat berhidung telanjang (Vombatus ursinus).

Usus kemudian dibedah dengan hati-hati untuk mengetahui bagaimana kotoran kubus bisa terbentuk.

Pemindaian lebih lanjut pada wombat dewasa memastikan bahwa hewan ini tak memiliki anus berbentuk persegi.

Bentuk anus sama bulatnya dengan hewan lain, jadi bagaimana wombat mengeluarkan kotoran kubus?

Menurut peneliti, semuanya berasal di usus. Kotoran berbentuk kubus itu sudah terbentuk bahkan sebelum wombat mengeluarkannya.

Dengan menggunakan dua pembedahan wombat dan model matematika baru peneliti menemukan usus wombat sangat panjang, mencapai sembilan meter. Hal tersebut membuat wombat membutuhkan waktu sepuluh kali lebih lama untuk menyerap semua nutrisi dan air dari makanannya, terkadang hingga dua minggu.

Feses wombat yang berbentuk kubussciencealert Feses wombat yang berbentuk kubus

Akibatnya, kotoran wombat hampir dua kali lebih kering dari kotoran manusia. Proses yang panjang ini mungkin membantu kotoran mereka terbentuk lebih padat.

Selanjutnya Peneliti mempelajari bahwa wombat memiliki tingkat ketebalan dan kekakuan di beberapa jaringan dan otot.

Ini berarti bagian lingkar usus akan berbeda saat kontraksi karena ketebalan otot yang berbeda.

Bagian yang sempit berkotraksi dengan cepat, mendorong kotoran lebih keras. Sedangkan bagian yang lebih lembut berkontraksi lebih lambat, membentuk sudut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com