Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendungan China Rusak Parah Dihantam Banjir, Bisa Runtuh Kapan Saja

Kompas.com - 21/07/2021, 22:14 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNA

BEIJING, KOMPAS.com - Tentara China memperingatkan bahwa bendungan yang rusak di wilayah tengah negara itu "bisa runtuh kapan saja", setelah rusak parah akibat badai yang menewaskan sedikitnya 12 orang dan membuat kawasan itu terhenti.

Otoritas cuaca China telah mengeluarkan tingkat peringatan tertinggi untuk provinsi Henan tengah.

Hujan lebat menyebabkan gangguan yang meluas, dan mengevakuasi penduduk dari jalan-jalan yang banjir di China tengah.

Pada Selasa malam (20/7/2021), unit regional Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) memperingatkan bahwa hujan deras yang tak kunjung berhenti telah menyebabkan jebolnya bendungan Yihetan di Luoyang - sebuah kota berpenduduk sekitar tujuh juta orang - dengan risiko "dapat runtuh kapan saja."

Baca juga: Video Parahnya Banjir di China, Arus Deras Terjang Mobil hingga Rendam Subway

Komando Pusat PLA mengatakan telah mengirim tentara untuk melakukan tanggap darurat termasuk peledakan untuk mengalihkan banjir.

"Pada 20 Juli, terjadi retakan sepanjang 20 meter di bendungan Yihetan .... bantaran sungai rusak parah dan bendungan itu bisa runtuh kapan saja," kata PLA dalam pernyataan itu melansir CNA.

Banjir di China biasa terjadi selama musim hujan. Cuaca ekstrem menyebabkan kekacauan tahunan dan menghanyutkan jalan, tanaman, dan rumah.

Tetapi ancaman itu telah memburuk selama beberapa dekade.

Sebagian penyebabnya karena pembangunan bendungan dan tanggul yang meluas, memutuskan hubungan antara sungai dan danau yang berdekatan.

Pembangunan itu diduga mengganggu dataran banjir yang telah membantu penyerapan air sepanjang musim panas.

Di kota terdekat Zhengzhou, setidaknya satu orang tewas dan dua lainnya hilang sejak hujan lebat mulai mengguyur kota itu, menurut People's Daily yang dikelola pemerintah.

Dilaporkan juga sejumlah rumah telah runtuh.

Media lokal melaporkan bahwa dua orang tewas ketika tembok runtuh di distrik lain di kota itu.

Baca juga: Diguyur Hujan Terlebat dalam 1.000 Tahun Terakhir, China Tengah Banjir Bandang

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by CGTN America News (@cgtnamerica)

Menurut otoritas cuaca, curah hujan mencapai level tertinggi yang tercatat sejak pencatatan dimulai enam puluh tahun lalu. Hanya dalam tiga hari, kota itu sudah mengalami curah hujan rata-rata setahun.

Pihak berwenang menutup sistem kereta bawah tanah Zhengzhou yang kebanjiran dan membatalkan ratusan penerbangan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com