Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Dunia Masuk “Tahap Awal Gelombang Lainnya” dari Pandemi Covid-19

Kompas.com - 21/07/2021, 21:26 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNBC

JENEWA, KOMPAS.com - Dunia berada pada tahap awal gelombang infeksi dan kematian Covid-19 lainnya, kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Rabu (21/7/2021).

Berbicara kepada anggota Komite Olimpiade Internasional di Tokyo, Tedros mengatakan kegagalan global untuk berbagi vaksin, tes, dan perawatan memicu “dua jalur pandemi.”

Baca juga: WHO: Covid-19 Varian Delta Akan Mendominasi dalam Beberapa Bulan Lagi

Negara-negara yang memiliki sumber daya yang memadai, seperti vaksin Covid-19 sudah mulai membuka diri.

Sementara negara-negara yang lain mengunci diri dalam upaya memperlambat penularan virus.

Kesenjangan distribusi vaksin Covid-19 di seluruh dunia melingkupi “ketidakadilan yang mengerikan,” tambahnya.

“Ini bukan hanya kekejaman moral, ini juga merugikan diri sendiri secara epidemiologis dan ekonomi,” kata Tedros.

Dia menambahkan bahwa semakin lama pandemi berlangsung, semakin banyak gejolak sosial ekonomi yang akan ditimbulkannya.

“Pandemi adalah ujian dan dunia sedang gagal.”

Dia memperingatkan bahwa dunia sudah “19 bulan memasuki pandemi, dan tujuh bulan sejak vaksin pertama disetujui. Kita sekarang berada pada tahap awal gelombang infeksi dan kematian lainnya.” tegasnya.

Tedros menambahkan bahwa ancaman global pandemi akan tetap ada sampai semua negara menangani penyakit ini.

Baca juga: WHO Prediksi Akan Ada 100.000 Kematian Covid-19 hingga Olimpiade Berakhir

Perbedaan vaksin

Tedros mengkritik perbedaan vaksin covid-19 di dunia antara negara kaya dan negara berpenghasilan rendah.

Dia mengatakan 75 persen (lebih dari 3,5 miliar suntikan) dari semua dosis vaksin Covid-19, telah diberikan hanya di 10 negara.

Sementara hanya satu persen orang di negara-negara miskin yang menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.

Vaksin adalah alat yang ampuh dan penting. Tetapi dunia belum menggunakannya dengan baik,” katanya.

Alih-alih dikerahkan secara luas, menurutnya hingga kini vaksin Covid-19 terkonsentrasi di “tangan dan lengan segelintir orang yang beruntung.”

Badan kesehatan global telah menyerukan dorongan besar-besaran di seluruh dunia, untuk memvaksinasi setidaknya 70 persen dari populasi di setiap negara, pada pertengahan tahun depan.

“Pandemi akan berakhir ketika dunia memilih untuk mengakhirinya. Itu ada di tangan kita,” kata Tedros melansir CNBC.

“Kita memiliki semua alat yang dibutuhkan: kita dapat mencegah penyakit ini, kita dapat mengujinya, dan kita dapat mengobatinya.”

Dia meminta kekuatan ekonomi dunia untuk bertindak dengan berbagi vaksin, dan mendanai upaya global untuk membuatnya lebih mudah diakses, serta memberi insentif kepada perusahaan untuk meningkatkan produksi vaksin.

Baca juga: 2 Juta Lebih Netizen China Ajukan Petisi Desak WHO Selidiki Lab AS Terkait Asal-usul Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com