Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Kematian Akibat Covid-19 di Afrika Melonjak 43 Persen dalam Seminggu

Kompas.com - 17/07/2021, 13:20 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

BRAZZAVILLE, KOMPAS.com - Kematian akibat virus corona di Afrika melonjak 43 persen dalam waktu seminggu.

Data WHO yang dilansir Al Jazeera menyebut, lonjakan ini disebabkan kurangnya tempat perawatan intensif dan oksigen.

Lonjakan kasus varian Delta juga semakin memperburuk situasi.

Baca juga: WHO Peringatkan, Wabah Covid-19 Terburuk di Afrika Belum Datang

Kematian akibat Covid-19 di wilayah Afrika WHO, yang meliputi Afrika Utara, naik menjadi 6.273 pada 5 sampai 11 Juli 2021, dibandingkan dengan 4.384 pada pekan sebelumnya.

“Kematian telah meningkat tajam selama lima minggu terakhir. Ini adalah tanda peringatan yang jelas bahwa rumah sakit di negara-negara yang paling terkena dampak mencapai titik puncaknya,” kata Dr Matshidiso Moeti, direktur regional WHO untuk Afrika dalam konferensi pers virtual.

“Sistem kesehatan kekurangan sumber daya. Negara-negara menghadapi kekurangan tenaga kesehatan, persediaan, peralatan, dan infrastruktur yang diperlukan untuk memberikan perawatan kepada pasien Covid-19 yang sakit parah,” katanya, berbicara dari ibu kota Kongo, Brazzaville.

WHO mengatakan pada Kamis (15/7/2021), bahwa peningkatan kematian sejajar dengan kekurangan vaksin kronis, penyebaran varian Delta yang lebih menular, yang sekarang terdeteksi di 21 negara Afrika, ditambah dengan "kelelahan publik" melakukan langkah-langkah pencegahan.

Baca juga: Lebih Menular dari Varian Lain, Ini Gegala Covid Varian Delta

WHO juga memperingatkan bahwa varian Covid-19 yang "lebih berbahaya" dapat menyebar ke seluruh dunia.

Infeksi global, sejauh ini melonjak menjadi setengah juta setiap hari, dan sebagian besar didorong oleh strain Delta yang mematikan.

“Pandemi belum selesai,” kata komite darurat WHO.

"Ada kemungkinan kuat penyebaran varian baru secara global, yang mungkin lebih berbahaya dan lebih menantang untuk dikendalikan," tambahnya.

Al Jazeera yang melaporkan dari Dakar, Senegal, juga menyebut para ilmuwan di sana mengaku ketakutan.

Kurangnya vaksinasi, membuat varian Delta akan bermutasi menjadi sesuatu yang lebih mematikan dan menyebar lebih cepat.

Baca juga: Waspadai, Berikut Ini 12 Gejala Covid-19 Varian Delta

“Itulah yang dipertaruhkan dengan vaksinasi di sini dan seharusnya ada panggilan untuk lebih banyak vaksin yang datang ke benua itu," ujar salah satu ilmuwan.

Afrika telah secara resmi mencatat lebih dari enam juta kasus Covid-19, sebuah angka yang jauh lebih rendah daripada di benua lain, tetapi menurut para ahli, angka kemungkinan besar "diremehkan".

Sebelumnya, salah satu universitas terbesar di Nigeria mengirim pulang siswa perumahan dan mengatakan akan menangguhkan kehadiran fisik kuliah.

Ini dipicu kekhawatiran tentang gelombang baru virus corona di negara terpadat di Afrika itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com