AMSTERDAM, KOMPAS.com - Seperti yang jamak diketahui, Belanda adalah negeri yang sepertiga wilayahnya di bawah permukaan laut, dan dua pertiganya rentan banjir.
Awalnya Belanda bisa mengatasi aliran air dengan kincir angin polder abad XV yang sekarang menjadi ikon negara tersebut.
Cara kerjanya adalah kincir angin memompa air keluar dari rawa, dan menciptakan polder atau petak lahan kering. Sekitar 3.000 polder yang dikelilingi tanggul dibuat kala itu.
Baca juga: Video Dahsyatnya Banjir Eropa: Mobil Hanyut, 183 Orang Tewas, Ribuan Hilang
Lalu datanglah banjir besar pada 1953 akibat terjangan air dari Laut Utara menerobos dinding penahan
Banjir tersebut menelan 8.361 korban jiwa dan menggenangi sembilan persen lahan pertanian di Belanda.
Agar bencana serupa tidak terulang, Belanda kemudian membuat proyek Delta Works, rantai besar struktur penahan banjir,
Proyek yang dikerjakan Dinas Perairan dan Pekerjaan Umum ini akhirnya selesai pada 1997 dengan biaya 5 miliar dollar AS.
Tak hanya melindungi dari banjir, Delta Works juga berfungsi menyediakan air minum segar dan irigasi. Risiko banjir pun berkurang menjadi satu dalam 4.000 tahun.
Delta Works bahkan diakui sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Modern oleh American Society of Civil Engineers.
Baca juga: Tak Hanya Pemanasan Global, Ini 5 Penyebab Banjir Eropa 2021 Sangat Parah
Studi sudah dilakukan untuk menahan banjir di sepanjang muara sungai Rhine, Meuse dan Scheldt, bahkan sebelum banjir dahsyat tahun 1953. Ide umumnya adalah memperpendek garis pantai dan mengubahnya menjadi danau air tawar.
Tak lama setelah banjir dahsyat, Deltacommissie (Deltacommittee) didirikan pada Februari 1953 di bawah arahan Departemen Saluran Air dan Pekerjaan Umum.
Deltacommissie bertugas menyusun rencana melindungi daerah dari banjir di masa depan dan menyediakan air minum bersih yang disebut Deltaplan.
Delta Law kemudian disahkan pada 1959 untuk mengatur pembangunan struktur.