Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan Bantah Klaim Penculikan Putri Duta Besar Afghanistan: Tidak Ada Bukti

Kompas.com - 21/07/2021, 20:06 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Investigasi terhadap dugaan penculikan putri duta besar Afghanistan (Silsila Alikhil) tidak menemukan bukti penculikan, menurut Menteri Dalam Negeri Pakistan pada Selasa (20/7/2021), ketika hubungan antara kedua negara semakin tegang.

Sebelumnya pada Sabtu (17/7/2021), Kementerian luar negeri Afghanistan mengatakan Silsila Alikhil sedang naik taksi di Islamabad ketika dia diculik dan ditahan selama beberapa jam.

Dia lalu "mengalami penyiksaan yang parah oleh orang tak dikenal".

Kementerian Luar Negeri Pakistan mengeluarkan pernyataan pada saat itu yang mengatakan Silsila diserang, dan mengatakan keamanan duta besar Najibullah Alikhil dan keluarganya diperketat.

Baca juga: Putri Dubes Afghanistan untuk Pakistan Diculik dan Disiksa, Kabul Murka

Tetapi pada Selasa (20/7/2021) pihak berwenang Pakistan meragukan cerita tersebut.

"Tidak ada kasus penculikan," kata Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid melansir NDTV.

Menurutnya, penyelidik telah menonton rekaman CCTV selama 700 jam dan menggeledah 200 taksi atas klaim tersebut. Penyelidikan kata dia, mengungkap bahwa itu "bukan kasus penculikan."

Dia pun menuding insiden itu digunakan sebagai cara untuk "memfitnah negara kita".

"Pakistan tidak akan mundur dari kasus ini, meskipun ada perbedaan besar antara dia (klaim Afghanistan) dan temuan kami," tambahnya seraya mengundang Silsila Alikhil untuk membantu penyelidikan.

Dia juga menuduh Kabul dan New Delhi mencoba memutarbalikkan fakta tentang insiden itu untuk memberinya “makna” lain.

“Ada perbedaan drastis antara pengaduan (Silsila Alikhil) dan penyelidikan kami. Tidak ada orang yang duduk di taksinya dan itu bukan kasus penculikan menurut penyelidikan kami,” ujarnya melansir The Nation.

Duta Besar Afghanistan dipanggil kembali ke Kabul pada Minggu (18/7/2021) karena "ancaman keamanan", sebuah langkah yang menurut Islamabad disesalkan.

Baca juga: Serangan Roket Jatuh Dekat Istana Presiden Afghanistan Saat Shalat Idul Adha

Islamabad, kota yang luas dengan populasi sekitar satu juta jiwa, memiliki keamanan yang relatif ketat.

Afghanistan dan Pakistan telah lama saling curiga.

Kabul menuduh Islamabad menawarkan tempat berlindung yang aman bagi gerilyawan Taliban yang melancarkan kampanye besar-besaran di seluruh pedesaan Afghanistan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com