Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Warga AS Tak Mau Divaksin karena Tak Percaya Pemerintahan Biden

Kompas.com - 19/07/2021, 18:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

PALM BEACH, KOMPAS.com - Mantan presiden AS Donald Trump mengeklaim, warga tidak mau divaksin karena tidak percaya dengan pemerintahan Presiden Joe Biden.

Dalam pernyataan yang dirilis di situs Save America, Trump menyebut Biden sering berbicara mengenai betapa bagusnya pekerjaannya.

"Dia sering menyombongkan distribusi vaksin yang dikembangkan Operation Warp Speed, atau gampangnya, pemerintahan Trump," koarnya.

Baca juga: Trump Marah-marah Lapangan Golf-nya Tak Jadi Tuan Rumah Turnamen Top

Presiden ke-45 itu mengeklaim, penerusnya itu tertinggal jauh dari target yang dicanangkan.

"Mereka tidak mau divaksin karena tak percaya pemerintahannya, hasil Pemilu AS, atau Fake News yang menolak mengabarkan kebenaran," ujar dia.

Dalam beberapa pekan terakhir, upaya pemberian vaksin Covid-19 kepada publik AS mengalami perlambatan.

Per hari pada saat ini, baru 520.000 vaksin yang diberikan. Berbanding jauh dengan April, yang bisa menyalurkan 3,38 juta dosis per hari.

Presiden Biden sebelumnya menargetkan 70 persen warganya bisa divaksin saat Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli.

Namun menurut Pusat Pencegahan dan Pengaturan Penyakit (CDC) menyatakan, hingga target itu meleset tiga persen.

Baca juga: Jenderal Tinggi AS Sempat Khawatir Trump Lakukan Kudeta Pasca-Kalah Pemilu AS

Trump dan media konservatif mengkritik Biden, karena tak memberi kredit kepada sang mantan presiden atas Operation Warp Speed.

Operasi tersebut diluncurkan pada April 2020 untuk memfasilitasi dan mempercepat pengembangan, produksi, dan distribusi vaksin Covid-19.

Meski begitu, mantan presiden berusia 75 tahun tersebut baru mendukung vaksinasi pada Maret lalu.

Seruan itu muncul setelah dia dan istrinya divaksin pada Januari, seperti dilansir Daily Mail Senin (19/7/2021).

Meski begitu, Joe Biden sama sekali tidak menyalahkan pendahulunya target vaksinasinya meleset.

Presiden dari Demokrat itu memilih menyalahkan Facebook karena "membunuh orang", dan diduga membiarkan penyebaran anti-vaksinasi.

Baca juga: Drama Jelang Akhir Jabatan Trump Terungkap, Termasuk Saat Trump Mencerca Wakilnya

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com