Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Militer Myanmar Bidik Beberapa Negara yang “Ganggu” Urusan dalam Negerinya

Kompas.com - 25/06/2021, 07:49 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com - Pemimpin junta militer Myanmar menolak kritik dari negara lain yang "ingin mencampuri urusan dalam negeri negara berdaulat dengan dalih demokrasi dan hak asasi manusia."

Hal itu disampaikan Jendral Senior Myanmar, Min Aung Hlaing, saat menghadiri konferensi IX Moskwa tentang Keamanan Internasional di Moskwa pada 23 Juni 2021.

Baca juga: Rusia Nyatakan Perkuat Hubungan Militer dengan Myanmar

"Beberapa negara terus-menerus berusaha mempengaruhi sistem dan ideologi politik lain dengan berbagai cara," kata Jenderal Senior Min Aung Hlaing yang menolak kritik internasional, menurut lapor AP pada Kamis (24/6/2021).

Dia mengklaim tujuan utama militer Myanmar adalah untuk stabilitas politik.

"Pemerintah sebelumnya mengolok-olok demokrasi dengan mencurangi pemilu. Karena ketidakjujuran pemerintah NLD, pemerintah kita saat ini telah mengambil langkah-langkah untuk memulihkan integritas demokrasi," klaimnya.

Militer Myanmar menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis pada 1 Februari.

Mereka mengklaim kemenangan telak partai NLD dalam pemilihan November lalu karena kecurangan pemilih besar-besaran.

Tuduhan itu belum menunjukkan bukti yang kredibel untuk mendukung klaimnya.

Pasukan keamanan secara brutal menekan protes rakyat yang meluas terhadap kudeta militer Myanmar. Ratusan pengunjuk rasa tewas dan terjadi gelombang penangkapan oleh junta.

Baca juga: Baru Dibentuk, Milisi Anti-junta Bentrok dengan Tentara Myanmar


Newsweek melaporkan, Pemimpin Junta Min Aung Hlaing mengklaim dalam pidato Rabu (23/6/2021) bahwa mereka mencoba untuk mengkonsolidasikan sistem demokrasi Myanmar yang telah "terdegradasi."

Pada Selasa (22/6/2021), Min Aung Hlaing bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, yang memuji kerja sama militer yang kuat hubungan Rusia dan Myanmar.

"Kami memberikan perhatian khusus pada pertemuan ini karena kami melihat Myanmar sebagai mitra strategis yang telah teruji waktu dan sekutu yang dapat diandalkan di Asia Tenggara dan kawasan Asia-Pasifik," kata Shoigu.

Dia menambahkan bahwa "kerja sama di bidang militer dan teknis-militer adalah bagian penting dari hubungan antara Rusia dan Myanmar."

Min Aung Hlaing juga mendapat pujian dari Rusia karena memperkuat militer negara itu.

Shoigu mengatakan Rusia akan bekerja untuk memperluas hubungan dengan Myanmar berdasarkan sikap "saling pengertian, rasa hormat dan kepercayaan."

Baca juga: Perusahaan Negara Myanmar di Sektor Permata dan Kayu Kena Sanksi Baru Uni Eropa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com