MOSKWA, KOMPAS.com - Pemimpin junta militer Myanmar menolak kritik dari negara lain yang "ingin mencampuri urusan dalam negeri negara berdaulat dengan dalih demokrasi dan hak asasi manusia."
Hal itu disampaikan Jendral Senior Myanmar, Min Aung Hlaing, saat menghadiri konferensi IX Moskwa tentang Keamanan Internasional di Moskwa pada 23 Juni 2021.
Baca juga: Rusia Nyatakan Perkuat Hubungan Militer dengan Myanmar
"Beberapa negara terus-menerus berusaha mempengaruhi sistem dan ideologi politik lain dengan berbagai cara," kata Jenderal Senior Min Aung Hlaing yang menolak kritik internasional, menurut lapor AP pada Kamis (24/6/2021).
Dia mengklaim tujuan utama militer Myanmar adalah untuk stabilitas politik.
"Pemerintah sebelumnya mengolok-olok demokrasi dengan mencurangi pemilu. Karena ketidakjujuran pemerintah NLD, pemerintah kita saat ini telah mengambil langkah-langkah untuk memulihkan integritas demokrasi," klaimnya.
Militer Myanmar menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis pada 1 Februari.
Mereka mengklaim kemenangan telak partai NLD dalam pemilihan November lalu karena kecurangan pemilih besar-besaran.
Tuduhan itu belum menunjukkan bukti yang kredibel untuk mendukung klaimnya.
Pasukan keamanan secara brutal menekan protes rakyat yang meluas terhadap kudeta militer Myanmar. Ratusan pengunjuk rasa tewas dan terjadi gelombang penangkapan oleh junta.
Baca juga: Baru Dibentuk, Milisi Anti-junta Bentrok dengan Tentara Myanmar
Newsweek melaporkan, Pemimpin Junta Min Aung Hlaing mengklaim dalam pidato Rabu (23/6/2021) bahwa mereka mencoba untuk mengkonsolidasikan sistem demokrasi Myanmar yang telah "terdegradasi."
Pada Selasa (22/6/2021), Min Aung Hlaing bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, yang memuji kerja sama militer yang kuat hubungan Rusia dan Myanmar.
"Kami memberikan perhatian khusus pada pertemuan ini karena kami melihat Myanmar sebagai mitra strategis yang telah teruji waktu dan sekutu yang dapat diandalkan di Asia Tenggara dan kawasan Asia-Pasifik," kata Shoigu.
Dia menambahkan bahwa "kerja sama di bidang militer dan teknis-militer adalah bagian penting dari hubungan antara Rusia dan Myanmar."
Min Aung Hlaing juga mendapat pujian dari Rusia karena memperkuat militer negara itu.
Shoigu mengatakan Rusia akan bekerja untuk memperluas hubungan dengan Myanmar berdasarkan sikap "saling pengertian, rasa hormat dan kepercayaan."
Baca juga: Perusahaan Negara Myanmar di Sektor Permata dan Kayu Kena Sanksi Baru Uni Eropa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.