Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Junta Militer Myanmar ke Luar Negeri untuk Kedua Kalinya Pasca-KTT

Kompas.com - 21/06/2021, 21:06 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing terbang ke Rusia untuk menghadiri konferensi internasional.

Ini sekaligus jadi perjalanan keduanya ke luar negeri pasca-kudeta junta militer, 1 Februari lalu.

Menurut media junta militer, MRTV yang dikutip Reuters, Aung Hlaing berangkat ke Moskow untuk menghadiri konferensi Keamanan Internasional pada 22-24 Juni.

Sebelumnya, Aung Hlaing juga sempat melakukan perjalanan ke luar negeri saat menghadiri konferensi tingkat tinggi ASEAN di Jakarta, akhir April lalu.

Baca juga: Setelah KTT ASEAN Junta Myanmar Mau Hentikan Kekerasan, tapi...

Sementara itu, kudeta di Myanmar yang dipimpin Aung Hlaing pada Februari lalu, jadi sorotan internasional, termasuk PBB.

Majelis Umum PBB bahkan sudah menyerukan embargo senjata ke Myanmar.

Mereka juga mendesak militer menghormati hasil Pemilu November. Juga membebaskan tahanan politiknya, termasuk Aung San Suu Kyi.

Baca juga: Ulang Tahun Aung San Suu Kyi ke-76, Demonstran Pakai Bunga di Rambut dan Berpawai

Di sisi lain, Kementerian luar negeri Myanmar versi junta menolak resolusi PBB itu. Resolusi disebut hanya berdasarkan tuduhan sepihak dan asumsi yang salah.

Mereka bahkan telah mengirimkan surat keberatan kepada Sekjen dan Presiden Majelis Umum PBB.

Sementara Utusan Myanmar untuk PBB versi pemerintahan yang digulingkan, Kyaw Moe Tun, mendukung resolusi PBB itu.

Tun, terang-terangan menolak kudeta. Dia menepis klaim junta militer yang menyatakan bahwa dirinya tidak mewakili Myanmar.

PBB, sejauh ini masih menganggap Tun sebagai utusan yang sah.

Baca juga: PBB Keluarkan Resolusi Desak Hentikan Penjualan Senjata ke Myanmar

Perlawanan melawan junta pun terus bergelora di Myanmar. Dari gerakan pembangkangan sipil hingga pembentukan milisi rakyat.

Junta militer tentu tak tinggal diam. Mereka bahkan tak ragu memakai tindak kekerasan. Dari menembak hingga membunuh para pemrotes.

Korban tewas di tangan junta sejauh ini dilaporkan sudah mencapai 872 jiwa, sementara yang masih ditahan sekitar 5.033 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com