Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Peringati Pembantaian Tulsa Berusia 100 Tahun

Kompas.com - 02/06/2021, 07:34 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden memimpin peringatan pada Selasa (1/6/2021) untuk korban pembantaian ras kulit hitam di Tulsa, Oklahoma pada 1921 atau dikenal sebagai peristiwa Black Wall Street.

Orang nomor satu AS itu menandai 100 tahun pembantaian Tulsa telah terjadi dengan menemui sejumlah penyintas di kota itu.

Gedung Putih mengumumkan bantuan baru meliputi hibah miliaran dolar untuk mengatasi kesenjangan rasial dalam kekayaan, kepemilikan rumah, dan kepemilikan usaha kecil.

Baca juga: KISAH MISTERI: Periode Gelap Pembantaian Rasial Tulsa di Amerika Serikat

"Ini bukan kerusuhan, ini pembantaian," kata Biden yang disambut tepuk tangan meriah, seperti yang dilansir dari AFP pada Rabu (2/6/2021).

"(Itu) di antara yang terburuk dalam sejarah kita, tapi bukan satu-satunya dan, terlalu lama dilupakan oleh sejarah kita," lanjutnya.

"Begitu terjadi, ada upaya yang jelas untuk menghapusnya dari ingatan kita bersama...untuk waktu yang lama sekolah di Tulsa bahkan tidak mengajarkan sejarahnya, apalagi sekolah di tempat lain," ungkap pria 77 tahun itu.

Pada 31 Mei 1921, sekelompok pria kulit hitam pergi ke gedung pengadilan Tulsa untuk membela seorang pria muda Afrika-Amerika yang dituduh menyerang seorang wanita kulit putih.

Baca juga: Kisah Amin Daud Korban Pembantaian Westerling: Tahanan Diikat, Diberondong Tembakan

Namun, mereka justru diserang ratusan orang kulit putih yang marah.

Ketegangan meningkat dan aksi tembak-menembak terjadi, dan orang Afrika-Amerika mundur ke lingkungan mereka, Greenwood.

Keesokan harinya, saat fajar, orang kulit putih menjarah dan membakar lingkungan itu, yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Black Wall Street.

Pada 2001, sebuah komisi yang dibentuk untuk mempelajari tragedi tersebut menyimpulkan bahwa pihak berwenang Tulsa sendiri telah mempersenjatai beberapa perusuh kulit putih.

Wali kota Tulsa secara resmi meminta maaf pada pekan ini atas kegagalan pemerintah kota untuk melindungi masyarakat.

Baca juga: [Kisah Misteri] Kasus Pembantaian Massal di Kapal Ikan Investor 1982 di Alaska, Siapa Pembunuhnya dan Mengapa?

Nyawa yang hilang

Sejarawan mengatakan bahwa dalam peristiwa pembantaian Tulsa ada sebanyak 300 penduduk Afrika-Amerika kehilangan nyawa mereka, dan hampir 10.000 orang kehilangan tempat tinggal.

"Saya datang ke sini untuk membantu karena dalam keheningan, luka semakin dalam," kata Biden.

"Meskipun menyakitkan, hanya dengan mengingat luka akan sembuh. Kita hanya harus memilih untuk mengingat (dan) mengenang apa yang terjadi di sini di Tulsa, jadi itu tidak bisa dihapus... Kita tidak bisa menutupi rasa sakit dan trauma selamanya," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com