Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Anggap Serius Dugaan AS Memata-matai Para Politisi Eropa

Kompas.com - 31/05/2021, 19:52 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Reuters,AFP

PARIS, KOMPAS.com - Pemerintah Perancis menganggap serius dugaan yang menyatakan bahwa AS memata-matai sejumlah politisi papan atas Eropa dengan bantuan intelijen Denmark.

"Ini sangat serius. Kami perlu melihat apakah Denmark, mitra kami di Uni Eropa, telah melakukan kesalahan dalam kerja sama mereka dengan AS," kata Menteri Eropa Clement Beaune pada radio France Info, dilansir AFP (31/5/2021).

Pihak Perancis juga akan menyikapi dengan "sangat serius" kalau ternyata AS memang benar-benar memata-matai pimpinan Uni Eropa.

“Antar sekutu harus ada kepercayaan, jadi ini bisa jadi sangat serius,” kata Beaune.

Baca juga: Dibantu Denmark, AS Mata-matai Para Pejabat Eropa

Beaune menambahkan, dugaan bahwa AS melakukan tindakan mata-mata, pertama-tama harus diverifikasi terlebih dahulu. Selanjutnya, kesimpulannya akan dipakai untuk menentukan ulang bentuk kerjasama antara negara

Media Denmark dan Eropa, termasuk Le Monde dari Perancis, melaporkan pada Minggu (30/5/2021) bahwa AS memata-matai politisi top Eropa.

Beberapa di antaranya termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel.

Baca juga: Elon Musk Pastikan Kerahasiaan Informasi Setelah Dituduh sebagai Mata-mata AS oleh China

Bahkan, laporan ini menyebut, Washington sudah melakukan tindakan ini dari 2012 hingga 2014, dengan bantuan intelijen Denmark.

"Tindakan ini tidak boleh diremehkan," kata Beaune, yang juga mengakui bahwa pernah ada tuduhan serupa pada tahun 2013 bahwa AS telah memata-matai Merkel.

Badan Keamanan Nasional AS atau NSA, dianggap memanfaatkan kolaborasi pengawasan dengan unit intelijen militer Denmark atau FE untuk melakukan aksi mata-mata.

Baca juga: Keluar dari Persembunyian, Mata-mata Inggris MI5 Bikin Akun Instagram dan Buka Lowongan Kerja

Dilansir BBC, menurut laporan media Denmark, DR, NSA dan FE sempat mengakses pesan teks dan percakapan telepon dengan menyadap kabel internet Denmark.

Penyadapan yang disebut "Operasi Dunhammer" ini, memungkinkan NSA mendapat data lewat nomor telepon politisi Eropa.

Laporan ini bersumber dari investigasi yang melibatkan wawancara dengan sembilan sumber, yang semuanya dikatakan memiliki akses ke informasi rahasia yang dimiliki oleh FE.

Baca juga: Disangka Kerja sebagai Mata-mata Putin untuk Menyebar Covid-19, Penulis Ini Tewas Mengenaskan

Melansir Reuters, FE bisa membantu NSA karena Denmark menjadi tuan rumah beberapa stasiun pendaratan utama untuk kabel internet bawah laut dari banyak negara, termasuk Swedia, Norwegia, Jerman, Belanda, dan Inggris.Memungkinkan mereka melakukan penyadapan khusus.

Sejauh ini, NSA belum memberi komentar apapun. Juru bicara FE juga menolak menyampaikan tanggapannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com