Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Angkat Bangkai Kapal Selam KRI Nanggala-402, China Kerahkan 3 Kapal

Kompas.com - 05/05/2021, 21:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan China mengumumkan pihaknya telah mengirim kapal Angkatan Laut ke Selat Lombok untuk membantu mengangkat bangkai KRI Nanggala-402.

Posisi kapal selam yang naas itu ditemukan pada 25 April, setelah menghilang selama beberapa hari saat sedang melakukan latihan penembakan torpedo di perairan laut di sebelah utara Bali.

KRI Nanggala-402 dipastikan tenggelam dan pecah menjadi tiga bagian dengan bangkai yang kini berada di kedalaman lebih dari 800 meter.

Baca juga: AL Jerman Gelar Upacara Penghormatan Awak KRI Nanggala-402

Kementerian Pertahanan China memastikan akan bergabung dalam upaya penyelamatan internasional setelah menyampaikan pernyataan "belasungkawa yang mendalam" untuk para korban.

"Kami ingin menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban kapal selam Indonesia yang tenggelam, KRI Nanggala-402, dan menyampaikan simpati yang tulus kepada keluarga yang berduka," kata Kolonel Ren Guoqiang, juru bicara Kementerian Pertahanan China.

Kolonel Ren menambahkan, atas permintaan Pemerintah Indonesia, Tentara Pembebasan Rakyat telah mengirim kapal-kapal Angkatan Laut ke "perairan yang relevan di Selat Lombok" untuk membantu mengangkat kapal selam buatan Jerman yang berusia 44 tahun itu.

Pada akhir tahun lalu, militer Indonesia menunjukkan drone bawah laut yang diduga milik China yang ditemukan oleh nelayan Pulau Selayar yang letaknya di sekitar perairan tersebut.

Sejumlah pihak menduga alat berukuran seperti rudal ini sedang memetakan jalur maritim penting menuju Australia.

Baca juga: Selama di Australia, Komandan KRI Nanggala-402 Sering Bantu Kakak Sepupu Berjualan


Dapat meningkatkan pengaruh Angkatan Laut China

Seorang pakar kapal selam China yang tidak disebutkan namanya, dikutip oleh media pemerintah, menyebutkan misi penyelamatan ini akan mendatangkan manfaat bagi Tentara Pembebasan Rakyat.

"Ini dapat membantu China mempelajari geografi militer maritim di daerah tempat kapal selam itu tenggelam, serta memperluas kerja sama internasional dan pengaruh Angkatan Laut kita dalam penyelamatan kapal selam," kata pakar tersebut.

Pihak Angkatan Laut Indonesia mengatakan bahwa tiga kapal China, termasuk kapal penyelamat Yongxingdao 863, diharapkan bergabung dalam operasi penyelamatan ini.

Bantuan tiga kapal Angkatan Laut China ini dikerahkan setelah kapal-kapal dari Australia, Singapura, dan Malaysia meninggalkan lokasi setelah KRI Nanggala-402 ditemukan.

Baca juga: Pemimpin Dunia dari Putin hingga Xi Jinping Sampaikan Dukacita untuk KRI Nanggala-402

Departemen Pertahanan Australia membenarkan pihaknya tidak lagi menjadi bagian dari upaya mengangkat bangkai kapal tersebut.

"(Kapal perang] HMAS Ballarat dibebaskan dari tugas pencarian pada 26 April setelah ada konfirmasi bahwa pihak Indonesia telah menemukan keberadaan KRI Nanggala," kata juru bicara Departemen Pertahanan Australia kepada ABC.

"Sedangkan HMAS Sirius dibebaskan dari tugas sebelum tiba di lokasi pencarian," jelasnya.

"Australia sejauh ini belum diminta untuk berkontribusi lebih lanjut dalam mengangkat KRI Nanggala," tambahnya.

Baca juga: Cegah Insiden KRI Nanggala-402 Berulang, Rusia Tawarkan Bantuan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com