Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bicara dengan Pria di Telpon, Seorang Wanita Dihukum Cambuk oleh Taliban

Kompas.com - 30/04/2021, 16:59 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

KABUL, KOMPAS.com - Seorang wanita berteriak minta ampun saat dicambuk 40 kali oleh Taliban karena "berbicara dengan pria di telpon".

Sebuah video menunjukkan seorang pria mencambuk seorang wanita yang berbalut burka biru, yang menutupi seluruh tubuh dan majahnya.

Wanita tersebut dibawa ke dalam lingkaran penonton di dekat Herat oleh seorang tetua Taliban, sebelum hukumannya diberikan oleh 2 orang lainnya, seperti yang dilansir dari The Sun pada Selasa (27/4/2021).

Baca juga: Jika Taliban Berkuasa, Yahudi Terakhir di Afghanistan Ini Bakal Angkat Kaki

Wanita itu kemudian berlutut di tanah, memohon pengampunan saat dia berulang kali dicambuk. Momen itu menjadi salah satu contoh kekuatan Taliban di Afghanistan.

Seorang pria terlihat mencambuknya berkali-kali dalam video sebelum menyerahkan cambuk kepada tetua yang lainnya, yang mencambuknya lebih keras.

Dalam kesakitan, wanita itu terdengar putus asa berkata, "Saya bertobat, ini salah saya, saya yang melanggar".

Pemukulan brutal disaksikan oleh para pria lokal berkerumun untuk menyaksikan hukuman yang dilakukan.

Dalam hukuman terhadap wanita tersebut, 3 pria bertindak sebagai hakim yang memproklamirkan diri dan memutuskan untuk menghukumnya karena "hubungan tidak bermoral", menurut laporan France 24.

Baca juga: AS Tarik Pasukan, Afghanistan Kembali ke Pangkuan Taliban?

Sementara, pria yang ditelpon wanita itu telah ditangkap dan ditahan di penjara Taliban.

Video itu diperkirakan direkam pada akhir tahun lalu, tapi baru sekarang muncul setelah diunggah di media online.

Tiga kali dalam sepekan pengadilan Taliban di provinsi Obe menangani masalah yang diajukkan masyarakat lokal, karena mereka kurang percaya pada pemerintah.

Mereka yang menonton hukuman yang dijatuhkan oleh pengadilan Taliban terkadang mengunggahnya di media sosial.

Sistem hukum Taliban disebutkan ada di seluruh Afghanistan karena kurangnya kehadiran pemerintah.

Atefa Ghafouri, seorang aktivis hak asasi perempuaan di Herat mengatakan bahwa para Taliban memimpin "pengadilan yang merasa tidak tersentuh" karena "kelambanan pemerintah Afghanistan".

"Semua pria yang menghadiri pencambukan adalah warga negara biasa, hanya orang-orang yang tinggal di daerah itu," kata Ghafouri kepada France 24.

Baca juga: AS Tarik Pasukan dari Afghanistan, Taliban: Kami Menang Perang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com