Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dimediasi, Pangeran Hamzah Berjanji Setia kepada Raja Jordania

Kompas.com - 06/04/2021, 16:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

AMMAN, KOMPAS.com - Pangeran Hamzah bin Hussein akhirnya berjanji setia kepada Raja Jordania Abdullah II setelah dilakukan mediasi.

Dalam pernyataan yang dirilis beberapa jam setelah mediasi, pangeran berusia 41 tahun itu menyatakan akan patuh kepada konstitusi.

Pejabat setempat menuturkan, Raja Abdullah mengutus pamannya, Pangeran Hassan, untuk membantu meredakan ketegangan.

Baca juga: Sosok Pangeran Hamzah, Anak Kesayangan Raja yang Dituduh Bikin Kacau Jordania


Meski begitu, Pangeran Hamzah yang pernah menjadi Putra Mahkota Jordania membantah terlibat dalam konspirasi.

"Saya menempatkan diri saya di tangan yang mulia raja. Saya akan patuh kepada konstitusi Kerajaan Hashemite Jordania," ujar Hamzah dalam suratnya.

Malik Dahlan, mediator profesional sekaligus teman keluarga kerajaan menyatakan, pertemuan itu "berjalan sukses".

Dilansir Associated Press via BBC Senin (5/4/2021), Dahlan memprediksi akan ada resolusi dalam waktu singkat.

Hamzah bin Hussein awalnya merupakan calon pewaris takhta dari Raja Abdullah II yang notabene adalah saudara tirinya.

Namun, pada 2004 dia tiba-tiba dicopot dari gelarnya dengan raja mengangkat putranya, Pangeran Hussein, sebagai penerus.

Baca juga: Kerajaan Jordania Retak, Pangeran Hamzah Dituduh Kacaukan Negara

Apa latar belakangnya?

Pada sabtu (3/4/2021), Hamzah merilis dua video di mana dia mengeklaim dijadikan tahanan rumah.

Dia mengaku didatangi salah satu pejabat senior, yang melarangnya untuk keluar untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Sebabnya dalam pertemuan yang didatangi Hamzah, terdapat kritikan yang disuarakan ke pemerintahan saudara tirinya.

Si petinggi merujuk kepada agenda pertemuan para pemimpin suku, di mana Hamzah mengaku mendapatkan dukungan.

Baca juga: Pangeran Hamzah bin Hussein Dituduh Hendak Kacaukan Jordania dengan Bantuan Asing

Keesokan harinya (4/4/2021), Wakil Perdana Menteri Ayman Safadi menyebut si pangeran bersekutu dengan pihak asing untuk "mengacaukan" negara.

Safadi menuding, putra kesayangan mendiang Raja Hussein itu mengerahkan pemimpin suku melawan pemerintah.

Disebutkan pemerintah mencoba untuk mengurungkan niat Hamzah daripada nantinya memproses berdasarkan aturan yang berlaku.

Namun, si pangeran menegaskan dia tidak akan menuruti, sebelum kemudian berubah pikiran pasca-adanya mediasi.

Baca juga: Pangeran Jordania Ini Mengaku Jadi Tahanan Rumah karena Dituduh Kritik Raja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com