Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden Berencana Maju Lagi di Pilpres AS 2024

Kompas.com - 26/03/2021, 15:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden menegaskan, rencananya adalah maju lagi di Pilpres yang berlangsung pada 2024 mendatang.

Penegasan itu untuk menepis anggapan bahwa dia bakal mundur setelah satu periode, mengingat usianya yang sudah senja.

Dia juga menyerang Partai Republik yang berencana membatasi pemilihan di puluhan negara bagian, menyebutnya "memuakkan dan tidak Amerika".

Baca juga: Putin Dituding Bantu Donald Trump di Pilpres AS 2020

Dalam konferensi pers perdana sejak menjabat pada 20 Januari, presiden 78 tahun itu mendapat pertanyaan mulai dari Korea Utara hingga imigrasi.

Hingga, tibalah pada pertanyaan bagaimana Biden akan menanggapi masa depan politiknya empat tahun dari sekarang.

Si presiden pun terkekeh. "Rencana saya adalah maju lagi (di Pilpres AS 2024). Itu ekspektasi saya," tegasnya.

Saat awak media mencecarnya, suami Jill Biden itu menyatakan dia menghormati bagaimana nasib bekerja kepadanya.

Tetapi, jika dia masih berkesempatan maju lagi di 2024, dia akan menggandeng Kamala Harris sebagai wakilnya.

"Dia sudah melakukan pekerjaan dengan baik, dan dia merupakan mitra paling hebat," puji presiden ke-46 AS tersenut.

Baca juga: Masih Dendam ke Biden, Trump Tegaskan Maju ke Pilpres AS 2024

Joe Biden terkesan tidak peduli saat ditanya apakah dia akan bertarung kembali dengan eks lawan politiknya, Donald Trump.

Dia mengaku "tidak tahu" apakah pendahulunya tersebut, seorang pengusaha kontroversial, akan kembali maju.

Biden memenangkan Pilpres AS di 3 November 2020 dari Trump, dengan selisih popular vote mencapai tujuh juta suara.

Sejak saat itu, politisi Republik mencoba merumuskan perubahan pada aturan pemilihan yang bisa memukul Demokrat.

Demokrat menuding Republik menyerang demokrasi AS, sejak era UU Jim Crow, yang mengizinkan segregasi rasial pada abad 19 dan 20.

Baca juga: Trump Resmi Dituntut atas Telepon “Minta Suara” Pilpres AS di Georgia

Dilansir AFP Kamis (25/3/2021), Biden mengesampingkan langkah itu bisa membuat Demokrat kehilangan kendali di Senat dan DPR AS saat pemilu sela 2022.

"Yang saya khawatirkan adalah bagaimana cara yang tidak Amerika ini diterapkan. Sangat memuakkan," jelasnya.

Dia mencontohkan bilik suara yang harus ditutup setelah pukul 17.00, padahal ketika itu orang baru saja selesai bekerja.

Karena itu, dia menekankan bakal menghambat legislasi tersebut sepanjang dalam kekuasaannya.

Baca juga: Kurang dari 24 Jam Lagi Lengser, Trump Masih Mengomel Dia Menang Pilpres AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com