MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan akan mendapat vaksinasi virus corona pada Selasa (23/2/2021), beberapa bulan setelah vaksinasi dimulai secara luas di Rusia.
Oposisi Kremlin telah mengkritik Putin karena tidak melakukan vaksinasi pribadi, di tengah kampanye vaksin yang relatif lambat di Rusia. Keengganannya ini dituding berkontribusi pada meluasnya keraguan masyarakat soal vaksin tersebut.
Sejauh ini, hanya 4,3 persen dari 146 juta penduduk Rusia telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19. Capaian itu tertinggal dari sejumlah negara dalam hal tingkat vaksinasi.
Survei oleh lembaga independen terkemuka Rusia, Levada Center, menunjukkan jumlah orang Rusia yang enggan divaksinasi dengan Sputnik V. Persentasenya telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, yaitu menjadi 62 persen pada Februari dari 58 persen pada Desember.
Kremlin mengatakan tidak melihat hubungan antara Putin yang tidak divaksinasi dan kepercayaan publik terhadap vaksin Covid-19 Rusia.
Tapi pada Senin (22/3/2021), Putin mengatakan dalam pertemuan dengan pejabat pemerintah dan pengembang vaksin bahwa dia akan mendapatkan vaksin "besok", Selasa (23/3/2021) melansir AP.
Baca juga: Kabar “Perburuan” Putin Bocor, Inggris Tingkatkan Pengamanan
Presiden berusia 68 tahun itu tidak menyebutkan vaksin virus corona mana yang akan digunakan dari tiga yang diizinkan di Rusia.
Otoritas Rusia telah memberikan persetujuan regulasi untuk tiga vaksin yang dikembangkan di dalam negerinya.
Sputnik V telah disetujui Agustus lalu, meski banyak perdebatan di dalam negeri dan dari kritik di luar negeri. Pasalnya pada saat itu, vaksin tersebut baru diuji coba pada beberapa lusin orang.
Tetapi, sebuah penelitian baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal medis Inggris The Lancet menunjukkan Sputnik V efektif 91 persen.
Vaksin ini tampaknya mencegah individu yang diinokulasi mengalami sakit parah karena Covid-19. Namun, masih belum jelas apakah vaksin dapat mencegah penyebaran penyakit.
Dua vaksin Rusia lainnya, EpiVacCorona dan CoviVac, juga telah menerima persetujuan penggunaan darurat sebelum menyelesaikan uji coba tahap akhir. Padahal para ahli menilai tahapan itu penting, untuk memastikan keamanan dan keefektifannya, sejalan dengan protokol ilmiah yang ditetapkan.
EpiVacCorona masih menjalani uji coba tahap akhir, sementara CoviVac akan memulainya pada Maret. Tidak ada data tentang kemanjuran kedua vaksin ini yang telah dirilis.
Baca juga: Putin Keluarkan “Daftar Pembunuhan” Baru, Targetkan Enam Orang yang Tinggal di Inggris
Juru bicara Putin Dmitry Peskov juga tidak mengatakan vaksin mana yang akan diterima Pimpinan Kremlin itu. Dia hanya mengatakan bahwa "semuanya baik dan dapat diandalkan."
Menurut Presiden Rusia, 6,3 juta orang di Rusia telah menerima setidaknya satu suntikan, dan lebih dari 4,3 juta telah mendapatkan dua dosis.