Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guinea Catat Kematian Pertama akibat Virus Ebola sejak 2016

Kompas.com - 14/02/2021, 22:11 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC

CONAKRY, KOMPAS.com - Guinea mencatat kematian akibat virus ebola untuk pertama kalinya sejak 2016.

Tiga orang dilaporkan tewas akibat ebola di Guinea, Afrika Barat, dengan 5 orang lainnya positif terinfeksi virus tersebut menurut laporan pejabat kesehatan Guinea dikutip BBC, Minggu (14/2//2021).

Mereka yang terinfeksi mengalami diare dan muntah darah setelah menghadiri pemakaman.

Antara tahun 2013 dan 2016, lebih dari 11.000 orang meninggal akibat wabah ebola di Afrika Barat yang dimulai di Guinea.

Baca juga: Kongo Kembali Umumkan Munculnya Kasus Kematian akibat Virus ebola


Beberapa vaksin telah dikembangkan untuk menangani wabah itu dan telah digunakan untuk melawan pandemi di Republik Demokratik Kongo.

ebola menginfeksi manusia melalui kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi, termasuk simpanse, kelelawar buah, dan antelop hutan.

Virus kemudian menyebar di antara manusia melalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi, cairan tubuh atau organ, atau secara tidak langsung melalui kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi.

Proses pemakaman, di mana orang-orang biasanya memandikan jenazah juga bisa menjadi perantara penyebaran penyakit ebola sebelum menjadi pandemi.

Baca juga: Wabah Virus ebola di Kongo Capai 100 Kasus, 43 Meninggal Dunia

Jasad dari orang yang terinfeksi pada umumnya beracun dengan periode inkubasi yang bisa berlangsung dari 2 sampai 3 minggu.

Dr Sakoba Keita, Kepala Badan Kesehatan Nasional Guinea, mengatakan banyak tes sedang dilakukan untuk mengonfirmasi situasi di wilayah tenggara dekat kota Nzérékoré, dan petugas kesehatan sedang bekerja untuk melacak serta mengisolasi kasus infeksi.

Direktur Afrika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Matshidiso Moeti, men-twit bahwa badan kesehatan global telah "meningkatkan kesiapan dan respons" mengingat potensi kebangkitan kembali ebola di Guinea.

Vaksin ebola pertama kali diujicoba selama empat bulan pada 2015 di Guinea, dimulai oleh Badan Kesehatan Masyarakat Kanada dan kemudian dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS Merck Sharp dan Dohme (MSD).

Baca juga: Kembali Merebak di Kongo, Berikut Beda Virus ebola dengan Corona...

Sebanyak 100 pasien diidentifikasi dan kemudian kontak dekat pasien juga divaksinasi secepatnya, atau setidaknya tiga minggu kemudian.

Dari 2.014 kontak dekat yang divaksinasi cepat tidak ditemukan kasus ebola.

Baca juga: Mengenal Sejarah Virus ebola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Presiden Iran Ebrahim Raisi Terkonfirmasi Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

Presiden Iran Ebrahim Raisi Terkonfirmasi Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

Global
Pejabat Iran: Ebrahim Raisi Tewas Usai Helikopternya Menabrak Puncak Pegunungan

Pejabat Iran: Ebrahim Raisi Tewas Usai Helikopternya Menabrak Puncak Pegunungan

Global
Kronologi Penemuan Helikopter Presiden Iran yang Jatuh, IRCS: Tak Ada Jejak Korban Selamat

Kronologi Penemuan Helikopter Presiden Iran yang Jatuh, IRCS: Tak Ada Jejak Korban Selamat

Global
Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ditemukan, Kondisi Heli Tidak Baik

Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ditemukan, Kondisi Heli Tidak Baik

Global
Presiden Iran Ebrahim Raisi Dilaporkan Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Presiden Iran Ebrahim Raisi Dilaporkan Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Global
Prihatin Kecelakaan Helikopter Presiden Iran, China Siap Beri Dukungan dan Bantuan

Prihatin Kecelakaan Helikopter Presiden Iran, China Siap Beri Dukungan dan Bantuan

Global
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Raja Salman Infeksi Paru-paru, Sempat Nyeri Sendi dan Suhu Tinggi

Raja Salman Infeksi Paru-paru, Sempat Nyeri Sendi dan Suhu Tinggi

Global
Presiden Iran Ebrahim Raisi Belum Ditemukan Usai Helikopternya Jatuh

Presiden Iran Ebrahim Raisi Belum Ditemukan Usai Helikopternya Jatuh

Global
Rangkuman Hari Ke-816 Serangan Rusia ke Ukraina: Adu Tembak Drone | Kilang Krasnodar Setop Operasi

Rangkuman Hari Ke-816 Serangan Rusia ke Ukraina: Adu Tembak Drone | Kilang Krasnodar Setop Operasi

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Adu Jotos di Parlemen Taiwan | Robot Anjing Perang China

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Adu Jotos di Parlemen Taiwan | Robot Anjing Perang China

Global
Penasihat AS Bertemu PM Israel Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Penasihat AS Bertemu PM Israel Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Ukraina Klaim 492.290 Tentara Rusia Tewas sejak Perang 2022

Ukraina Klaim 492.290 Tentara Rusia Tewas sejak Perang 2022

Global
Helikopter Kepresidenan Iran Kecelakaan, Belum Diketahui Raisi Ada di Dalam

Helikopter Kepresidenan Iran Kecelakaan, Belum Diketahui Raisi Ada di Dalam

Global
UPDATE Perang Ukraina Terkini, Serangan Rusia Tewaskan 4 Orang di Kharkiv

UPDATE Perang Ukraina Terkini, Serangan Rusia Tewaskan 4 Orang di Kharkiv

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com