Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lulusan S2 di Jerman yang Ditolak 800 Kali karena Pandemi Covid-19

Kompas.com - 05/02/2021, 21:11 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BERLIN, KOMPAS.com – Ketika Abdul Kader Tizini lulus S2 jurusan teknik mesin dari RWTH Aachen, salah satu universitas teknik ternama di Jerman, dia mengira membutuhkan waktu beberapa pekan sebelum akhirnya mendapatkan pekerjaan impiannya.

Lebih dari sebulan setelah Tizini lulus, virus corona menyebar ke Jerman sehingga membuat banyak bisnis terpuruk dan pekerjaan sulit didapat.

Setelah itu, pria asal Suriah berusia 29 tahuni itu telah megajukan sekitar 800 lamaran pekerjaan dan melakukan 80 wawancara.

Namun hingga saat ini, dia masih menganggur sebagaimana dilansir dari Reuters, Kamis (4/2/2021).

Baca juga: Kanselir Jerman Mengutuk Hukuman Penjara yang Dijatuhkan terhadap Navalny

Menjadi orang asing merupakan sebuah ketidakberuntungan baginya dalam mendapatkan pekerjaan di Jerman, bahkan sebelum pandemi.

Tizini mengatakan, itu merupakan hambatan. Apalagi di masa pandemi seperti ini, jumlah lowongan menjadi lebih sedikit.

"Perusahaan berpikir, 'Dengan orang asing kami harus menjelaskan gagasan itu dua kali, dengan orang asli (Jerman) hanya sekali'," katanya kepada Reuters.

Gelombang PHK di ribuan perusahaan Jerman membuat orang asing seperti Tizini menghadapi persaingan ketat dengan lulusan asli Jerman dan profesional yang menganggur.

Baca juga: Kasus Infeksi Covid-19 di Portugal Meningkat bak Tsunami, Jerman Kirim Bantuan

Warga negara Jerman dan Uni Eropa berhak atas tunjangan pengangguran dan bantuan virus corona. Dan itu tidak didapatkan oleh banyak orang asing yang berada di Jerman.

Selama 10 tahun terakhir, Jerman memang menjadi magnet bagi mahasiswa asing sebagai negara tujuan studi.

Biaya pendidikan yang hampir gratis, banyaknya perguruan tinggi yang mentereng, dan prospek kerja yang tinggi merupakan faktor yang menjadi daya tarik Jerman bagi mahasiswa asing.

Bahkan, Jumlah pelajar internasional di Jerman meningkat sekitar 70 persen antara 2009 hingga 2019 menurut data dari Kantor Statistik Federal Jerman.

Baca juga: Menyamar Jadi Petugas, Pria di Jerman Beri Perintah Penerbangan Palsu

Hambatan budaya bernama bahasa

Anja Robert, penasihat karir di RWTH Aachen, mengakui bahwa mahasiswa internasional di Jerman merasa lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan daripada penduduk asli Jerman.

Permintaan untuk sesi konseling dari timnya dan dukungan psikologis telah meningkat sejak Maret ketika Jerman melakukan lockdown pertama untuk memerangi pandemi Covid-19.

"Di masa tidak aman seperti itu, orang cenderung ke arah keamanan, mengandalkan keterampilan bahasa, ciri budaya, dan pemahaman yang mapan,” ujar Robert.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com