Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Disebut Takut jika Dibunuh Seperti Muammar Gaddafi Buntut Aksi Protes di Rusia

Kompas.com - 05/02/2021, 11:22 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin disebut takut jika dia tewas dibunuh seperti diktator Libya, Muammar Gaddafi.

Pernyataan yang disampaikan pakar merespons aksi protes yang berkembang, buntut penahanan figur oposisi Alexei Navalny.

Yuri Felshtinsky yang merupakan salah satu tokoh oposisi berujar, unjuk rasa yang terjadi meyakinkan sang presiden untuk makin keras melakukan penindakan.

Baca juga: Biden Tegaskan ke Putin, Masa AS Tunduk ke Rusia Sudah Usai

Selama lebih dari dua dekade kepemimpinannya, Putin akhirnya menghadapi tantangan berat saat unjuk rasa pecah di Rusia.

Aksi protes itu muncul setelah Kremlin memutuskan menahan Navalny, yang pada tahun lalu sempat koma terkena racun saraf Novichok.

Presiden berusia 68 tahun itu disebut sudah menandatangani undang-undang, yang membuat dia berkuasa hingga 2036.

Kepada The Sun, Felshtinsky mengatakan Putin perlu bertindak brutal demi mengenyahkan pembangkang dan melindungi posisinya.

Disebutkan, si presiden "menonton dengans saksama" video saat Muammar Gaddafi dibunuh secara brutal oleh massa pada 2011.

Felshtinsky sepakat jika mantan perdana menteri Rusia itu sampai kehilangan kekuasaan, maka nasibnya bakal berakhir seperti diktator Libya.

Baca juga: Yulia Navalnaya, istri Oposisi Putin, dibebaskan setelah ditahan di Moskwa

"Dia tahu benar jika pakai sistem normal, pemerintahannya bakal kolaps. Dia bukanlah sosok idealis," papar Felshtinsky.

Dilansir The Sun Kamis (4/2/2021), dia menjelaskan pemimpin Rusia sejak 1999 itu takkan selamat kecuali terus menekan oposisi.

"Pelajaran yang Putin ambil dari perkembangan terbaru adalah dia harus menindas sekeras mungkin. Itulah yang akan kita lihat," jelasnya.

Baca juga: Mantan Teman Tanding Judo Putin Klaim Miliki Istana Mewah yang Dituduh Navalny Punya Sang Presiden

Adapun Felshtinsky merupakan sejarawan sekaligus penulis The Age of Assassins: Putin’s Poisonous War on Democracy in Russia.

Dia membantu pembangkang Rusia, Alexander Litvinenko, mengungsi ke Inggris, yang kemudian dibunuh oleh terduga agen rahasia Kremlin.

Navalny ditahan setelah kembali dari Jerman, di mana dia dirawat setelah koma akibat terkena racun saraf Novichok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com