Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Diusulkan Terima Nobel Perdamaian karena "Tak Memulai Perang"

Kompas.com - 02/02/2021, 11:18 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

PALM BEACH, KOMPAS.com - Mantan Presiden AS Donald Trump kembali diusulkan jadi penerima Nobel Perdamaian, karena "tak memulai perang selama menjabat".

Usulan itu disampaikan oleh politisi Estonia yang berasal dari partai sayap kanan populis EKRE, Jaak Madison.

Menurut Madison, Trump layak mendapatkannya karena sudah berkontribusi dalam mengamankan stabilitas di Timur Tengah.

Baca juga: Trump Angkat 2 Pengacara Baru untuk Pimpin Pembelaan di Sidang Pemakzulannya

"Donald Trump adalah presiden pertama AS dalam 30 tahun terakhir yang tak memulai perang selama menjabat," ucap Madison.

Dia juga menuturkan selama empat tahun berkuasa, sejumlah kesepakatan perdamaian dibuat di Timur Tengah, dan membuatnya layak dinominasikan mendapat Nobel Perdamaian.

Salah satu prestasi mantan presiden berusia 74 tahun itu adalah kesepakatan damai antara Israel dengan Uni Emirat Arab, di tahun lalu.

Madison menuturkan, dia mengajukan agar Trump mendapat Nobel dua jam sebelum tenggat waktu, dan yakin dia bukan satu-satunya yang mencalonkan.

"Seperti yang kita semua tahu, semakin banyak orang yang menominasikannya, maka semakin besar peluangnya menang," kata Madison.

Baca juga: Trump Ditinggal Para Pengacaranya Jelang Sidang Pemakzulan

Bukan nominasi pertamanya

Dilansir The Sun Senin (1/2/2021), tidak dibutuhkan surat undangan untuk melakukan pencalonan. Meski nominasinya harus dilakukan sosok yang kredibel.

Total ada 318 kandidat yang sudah masuk ke meja Komite Nobel sepanjang tahun lalu, 211 individu dan 107 organisasi.

Bagi Trump sendiri, ini bukan kali pertamanya dijagokan. Pada September 2020, dia dicalonkan oleh seorang politisi Norwegia.

Baca juga: Akankah Joe Biden Mengubah Kerja Sama Pertahanan AS-Indonesia Peninggalan Trump?

Christian Tybring-Gjedde langsung mencalonkan suami Melania itu setelah kesepakatan Israel dan Uni Emirat Arab diselesaikan.

Selain Tybring-Gjedde, presiden ke-45 AS itu juga mendapatkan dukungan dari sekelompok politisi Uni Eropa lain.

Di antaranya anggota parlemen Swedia Magnus Jacobsson, profesor hukum Australia, dan perwakilan Parlemen Eropa dari Finlandia, Laura Huhtasaari.

Dalam kesepakatan yang dikenal sebagai Perjanjian Abraham itu, Israel setuju menunda rencana kontroversial menganeksasi Tepi Barat.

Baca juga: Dana Bantuan Semakin Turun, Pejabat Palestina Khawatir Itu Akibat Perjanjian Damai Negara Arab-Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com