Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotel Trump “Mati” Setelah Pemiliknya Angkat Kaki dari Gedung Putih

Kompas.com - 30/01/2021, 13:18 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Hotel Donald Trump di pusat ibu kota Amerika Serikat sontak berubah menjadi zona mati setelah pemiliknya tak lagi berkantor di Gedung Putih.

Melansir Daily Mail pada Jumat (29/1/2021), restoran dan lobi yang dulunya ramai dipenuhi para pentolan politisi Partai Republik, kini kosong semenjak Presiden AS ke-45 dan keluarganya pindah ke Mar-a-Lago, Florida.

Pada Kamis malam (28/1/2021), segelintir orang duduk di enam meja di Benjamin Bar and Lounge yang mahal. Sementara dua meja tamu, makan malam di BLT Prime di lantai atas termasuk dengan reporter Daily Mail.

“Perlengkapan Hotel Trump kini sudah hilang. Tidak ada Rudy Giuliani, tidak ada sekretaris kabinet, tidak ada anggota kongres Partai Republik, tidak ada pembantu Gedung Putih. Bahkan anak atau mertua Trump tidak tampak disitu.

Tidak ada kesempatan untuk bertemu dengan presiden dan rombongannya.

Properti itu terkena dampak tiga masalah sekaligus, yaitu tidak ada lagi Trump, pembatasan Covid yang membuat restoran tutup selama sebulan terakhir, dan bahkan menunjukkan tanda yang tidak menyambut tamu yang tidak memiliki kepentingan.

Sebuah tanda dipasang di pagar di sekitar jalan masuk utama hotel bertuliskan: “Hanya Akses untuk Tamu Hotel & Undangan.”

Baca juga: Seorang Perusuh Capitol yang Pakai Topi Bertanduk Hendak Bersaksi di Sidang Pemakzulan Trump

Bagi mereka yang mencoba untuk menjelajah di dalam hotel Pennsylvania Avenue, seorang penjaga keluar dari gudang kecil di tepi jalan masuk.

Petugas akan menanyakan kepentingan apa yang pengunjung miliki, meskipun reservasi untuk BLT dapat dilakukan di aplikasi OpenTable yang populer.

Tetap saja, staf mencoba yang terbaik. Seorang pelayan terlihat masih melayani perayaan ulang tahun dengan membawa sepiring penuh permen yang dihiasi kembang api besar.

Semantara kelompok lain yang terdiri dari empat orang terdengar bersimpati dengan staf tentang aturan penutupan jam 10 malam di Washington DC.

Saat jam pembatasan aktif, pelayan sudah harus menyuruh konsumen menenggak anggur mereka dan kemudian mengangkat gelas dari meja.

Sebelumnya para pengunjung akan disajikan beberapa daging asap merek dagang hotel.

Di Benjamin Bar, tontonan paling populer pembukaan botol sampanye dengan pedang, telah dihentikan sementara. Pasalnya atraksi itu bisa menyebabkan terlalu banyak orang berkumpul.

Hal itu jelas dilarang dalam aturan kesehatan pandemi virus corona yang dilakukan dengan ketat di bawah pemerintahan baru Joe Biden.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com