Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beraktivitas di Laut China Selatan, Perusahaan Minyak China Kena Sanksi AS

Kompas.com - 15/01/2021, 17:48 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menambah daftar perusahaan dan pejabat militer China yang diberi sanksi “Negeri Paman Sam”.

Keputusan itu diambil atas dasar aktivitas “Negeri Panda” di perairan Laut China Selatan sebagaimana dilansir dari DW.

Terbaru, adalah Perusahaan Minyak Lepas Pantai Nasional China (CNOOC) yang ditambahkan ke dalam daftar hitam Kementerian Perdagangan AS.

Kendati demikian, seorang pejabat AS mengatakan sanksi yang dijatuhkan AS kepada CNOOC tidak termasuk eksplorasi hidrokarbon atau usaha patungan di luar Laut China Selatan.

Baca juga: Dubes Iran untuk Brasil: Sanksi AS adalah Kejahatan Kemanusiaan

"AS mendukung negara-negara Asia Tenggara yang berusaha untuk mempertahankan hak dan kepentingan kedaulatan mereka, sesuai dengan hukum internasional," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

"Kami akan terus bertindak sampai kami melihat Beijing menghentikan perilaku koersifnya di Laut China Selatan,” imbuh Pompeo.

Dia menambahkan, sanksi itu ditujukan kepada pihak yang tertanggung jawab atau terlibat baik dalam reklamasi skala besar, konstruksi, atau militerisasi pos-pos terdepan yang disengketakan di Laut China Selatan.

Sanksi tersebut juga menyasar pihak yang menghalang-halangi negara-negara di Asia Tenggara untuk mengakses sumber daya lepas pantai di Laut Cina Selatan.

Baca juga: Joe Biden Akan Tetap Jadikan Sanksi sebagai Senjata Kebijakan Luar Negeri AS

Mengapa CNOOC?

Kementerian Perdagangan AS mengatakan, CNOOC telah berulang kali mengganggu dan mengancam eksplorasi dan ekstraksi minyak dan gas lepas pantai di Laut China Selatan.

Kementerian Perdagangan AS menambahkan, aktivitas tersebut bertujuan meningkatkan risiko politik bagi mitra AS, termasuk Vietnam.

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross bahkan menuding CNOOC sebagai alat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk mengintimidasi tetangga China.

S&P Dow Jones mengatakan Rabu malam bahwa mereka akan menghapus CNOOC pada atau sebelum 1 Februari.

Baca juga: Beli Sistem Pertahanan S-400 dari Rusia, Turki Kena Sanksi AS

Langkah tersebut disinyalir sebagai bagian dari kampanye yang lebih luas oleh pemerintahan Donald Trump untuk mengisolasi perusahaan China dari investor AS.

Sebelumnya, raksasa teknologi China Telecom, China Mobile, dan China Unicom telah dihapus dari daftar emiten di bursa AS pada Senin (11/1/2021).

Tak satu pun dari perusahaan yang diberi sanksi tersebut segera mengomentari keputusan dari Kementerian Perdagangan AS.

Baca juga: Sanksi AS Siap Jatuhkan Turki atas Akuisisi Sistem Pertahanan Udara S-400 Rusia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com