Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga “Dibantai” Kembang Api, Ratusan Burung Mati Penuhi Jalan Roma Setelah Pesta Tahun Baru

Kompas.com - 02/01/2021, 15:42 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber The Sun

ROMA, KOMPAS.com - Ratusan burung ditemukan mati di sebuah jalan di Roma pada Malam Tahun Baru. Hewan-hewan itu diyakini mati ketakutan oleh kembang api pada perayaan Tahun Baru lalu, kata aktivis hak-hak hewan.

Melansir The Sun pada Jumat (1/1/2021), Temuan itu terjadi akibat sebagian besar orang mengabaikan larangan kembang api di kota, yang dibuat untuk melindungi orang, hewan, dan situs warisan budaya.

Rekaman dari luar stasiun kereta Roma Termini, stasiun utama di kota, menunjukkan tubuh burung yang menutupi jalan dan trotoar di kedua sisinya.

Baca juga: Monolit Setinggi 4 Meter Muncul di Pantai Kanada Saat Malam Tahun Baru

Orang yang merekam terdengar berkata: "Ini adalah sisi menjijikkan dari sifat manusia.

"Kembang api. Ratusan burung mati. Luar biasa. Lihat, ada berapa."

Burung-burung tersebut diperkirakan kebanyakan berjenis burung jalak.

Penyebab kematian masih belum jelas. Tetapi Organisasi Internasional untuk Perlindungan Hewan (OIPA) mengatakan, hal itu tampaknya terkait dengan pertunjukan petasan dan kembang api.

Semakin menjadi berbahaya ketika letupan sangat keras terjadi di lingkungan rindang, yang digunakan banyak burung untuk bersarang.

“Bisa jadi mereka mati karena ketakutan. Mereka dapat terbang bersama dan saling bertabrakan, atau menabrak jendela atau saluran listrik. Jangan lupa mereka juga bisa mati karena serangan jantung, ”kata Loredana Diglio, juru bicara organisasi.

Pertunjukan kembang api setiap tahun menyebabkan kesusahan dan cedera pada hewan liar dan domestik, katanya.

Baca juga: Kebakaran Pabrik Kembang Api Suguhkan Pertunjukan Berbahaya di Rusia

Burung yang ditemukan mati di jalan jumlahnya tidak pernah sebanyak itu sebelumnya.

Padahal, kota Roma melarang pertunjukan kembang api pribadi, dan jam 10 malam karena pembatasan virus. Semua aturan itu tampaknya diabaikan masyarakat luas.

Cabang OIPA Italia telah menyerukan larangan menjual petasan dan kembang api untuk penggunaan pribadi, dengan alasan ancaman terhadap hewan.

Organisasi itu juga menggambarkan insiden itu sebagai "pembantaian", Associated Press melaporkan.

Sementara itu, Royal Society untuk Perlindungan Burung mengatakan bahwa hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan, kembang api membahayakan burung liar atau memengaruhi status konservasi mereka.

Baca juga: Sepinya Tahun Baru Saat Pandemi Covid-19: Beragam Restriksi dan Hilangnya Kembang Api

Tapi kejadian ini bisa menambahkan bukti dampak kembang api pada burung, yang kemungkinan besar mirip seperti badai petir bagi unggas ini.

"Untuk meminimalkan dampak buruk kembang api pada burung, kami mendesak penyelenggara pertunjukan kembang api untuk menghindari peluncuran roket di dekat kawasan satwa liar yang sensitif, seperti cagar alam, dan tempat bersarang dan bertengger burung liar," kata perwakilan organisasi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com