Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Transisi Brexit Berakhir, Inggris-UE Sambut Hubungan Baru

Kompas.com - 01/01/2021, 08:25 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Sky News

LONDON, KOMPAS.com - Masa transisi Brexit telah berakhir pada Kamis (31/12/2020) pukul 11 malam waktu setempat, yang menandai dimulainya hubungan baru Inggris dengan Uni Eropa (UE) di bawah ketentuan kesepakatan perdagangan bebas yang dicapai pekan lalu.

Berakhirnya masa transisi juga berarti perubahan luas bagi warga Inggris dalam hal imigrasi, perjalanan Eropa, dan lainnya, seperti yang dilansir dari Sky News pada Kamis (31/12/2020).

Sebelumnya, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan dimulainya hubungan baru Inggris-UE menandai "awal baru dalam sejarah negara kita".

Baca juga: Kesepakatan Dagang Brexit Disetujui, Nelayan Inggris Protes

Anggota parlemen Inggris yang merupakan seorang Eroskeptisisme, Sir Bill Cash mengatakan Brexit adalah "kemenangan bagi demokrasi dan kedaulatan" yang hanya dapat dibandingkan di masa damai dengan evolusi demokrasi modern setelah akhir dinasti Stuart.

Sir John Redwood, yang termasuk penganut eroskeptisisme dan anggota kabinet dari mantan perdana menteri John Major pada 1990-an, yang mencela integrasi Eropa, mengatakan dia merasa "sangat lega".

Dia berkata, "Saya tidak pernah meragukan kami akan memenangkan referendum. Saya berpendapat bahwa kami adalah orang Eropa yang baik dengan menyingkir dari tugas besar mereka untuk menciptakan Amerika Serikat di Eropa."

Baca juga: Inggris Teken Kesepakatan Dagang dengan Turki Senilai Rp353 Triliun Pasca Brexit

"Kami harus mendoakan mereka dengan baik dan berteman dengan mereka, tetapi fakta bahwa Inggris telah menolak untuk bergabung dengan euro menunjukkan di mana hati kami berada, dengan dunia yang lebih luas dan dengan demokrasi nasional."

Johnson, dalam sebuah pernyataan yang sebagian besar mencerminkan krisis virus corona, mengatakan Inggris akan "bebas melakukan sesuatu secara berbeda, dan jika perlu lebih baik, daripada teman-teman kita di UE" pada 2021.

Dia melanjutkan, "Ini adalah momen yang luar biasa bagi negara ini. Kita memiliki kebebasan di tangan sendiri dan terserah kita untuk memanfaatkannya sebaik mungkin."

Baca juga: Inggris Tidak Lagi Terlibat Program Beasiswa Erasmus Pasca Brexit

"Dan saya pikir itu akan menjadi naluri yang luar biasa dari orang-orang di negara ini untuk bersatu menjadi satu Britania Raya. Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara bekerja sama untuk mengekspresikan nilai-nilai kita di seluruh dunia," ujarnya.

Johnson bukan satu-satunya pejabat negara yang menyoroti Brexit dalam pidato Tahun Baru. Presiden Perancis Emmanuel Macron juga berpidato soal Brexit dengan memperkuat aliansi antara Inggris dan salah satu tetangga terdekatnya.

Dia berkata, "Inggris tetap tetangga kita, dan juga teman serta sekutu kita."

Baca juga: Inggris Ratifikasi Kesepakatan Brexit, Saat Uni Eropa Resmikan Aturan Baru

Kesepakatan perdagangan bebas yang disepakati pada Malam Natal setelah berbulan-bulan negosiasi berarti Inggris dan 27 negara UE dapat terus berdagang barang tanpa tarif atau kuota.

Namun, perjanjian tersebut telah dikritik karena memberikan perusahaan dokumen dan biaya baru.

Perjanjian perdagangan bebas telah membuat beberapa pedagang berjuang untuk mencaritahu bagaimana peraturan baru yang terkandung dalam dokumen setebal 1.200 halaman berlaku untuk mereka, saat hubungan baru Inggris-UE mulai dimulai.

Ada kekhawatiran tentang dampaknya terhadap industri logistik.

Baca juga: Pasca-Brexit Muncul Kekhawatiran Pasokan Makanan dan Obat-obatan Terganggu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com