Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Teken Kesepakatan Dagang dengan Turki Senilai Rp353 Triliun Pasca Brexit

Kompas.com - 30/12/2020, 08:40 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Inggris telah menandatangani kesepakatan perdagangan bebas dengan Turki, perjanjian pertama setelah kesepakatan Brexit untuk meninggalkan Uni Eropa, lapor AFP, senilai 25 milliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp353 triliun Selasa (29/12/2020).

Dilansir dari The Guardian, kesepakatan perdagangan bebas itu merupakan suatu perkembangan yang akan memperkuat jalinan antara 2 negara 'pencilan' Eropa.

Kesepakatan itu ditandatangani oleh kedua menteri perdagangan, Selasa, dalam video konferensi dan akan mulai berlaku pada 1 Januari.

Baca juga: Kesepakatan Dagang Brexit Disetujui, Nelayan Inggris Protes

Perjanjian tersebut memastikan bahwa arus barang yang ada tak akan terpengaruh ketika Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa di akhir tahun 2020.

Perdagangan antara London dan Ankara bernilai 18,6 miliar Pound Inggris pada 2019, dan Inggris adalah pasar ekspor terbesar kedua Turki, sebagian besar untuk logam mulia, kendaraan, tekstil, dan peralatan listrik.

Meskipun Turki bukan anggota UE, Turki memiliki serikat pabean dengan UE, yang berarti bahwa kesepakatan baru Inggris-Turki tidak dapat dicapai sampai kesepakatan Brexit terselesaikan.

Baca juga: Kesepakatan Brexit Akhirnya Disetujui, Berikut Poin-poinnya

“Kesepakatan hari ini memberikan kepastian penting untuk bisnis dan mendukung ribuan pekerjaan di Inggris dalam industri manufaktur, otomotif dan baja,” kata sekretaris perdagangan internasional Inggris, Liz Truss.

"Ini membuka jalan bagi kesepakatan baru yang lebih ambisius dengan Turki dalam waktu dekat, dan merupakan bagian dari rencana kami untuk menempatkan Inggris di pusat jaringan perjanjian modern dengan perekonomian yang dinamis."

Menteri perdagangan Turki, Ruhsar Pekcan, menyebut kesepakatan itu menengarai dalam hubungan Inggris-Turki.

Baca juga: Uni Eropa Ingatkan Tenggat Waktu Brexit, Inggris: Terserah

“Tanpa kesepakatan, sekitar 75 persen ekspor Turki ke Inggris akan dikenakan tarif, menyebabkan kerugian sekitar 2,4 miliar dollar Amerika Serikat (AS) risiko ini sekarang tidak ada,” katanya.

Kesepakatan itu "disambut lega" oleh mata uang Lira Turki yang tengah kesulitan, yang naik untuk hari kelima berturut-turut sebelum penandatanganan.

Menurut Departemen Perdagangan Internasional, kesepakatan baru itu akan mengamankan tarif preferensial yang ada untuk 7.600 bisnis Inggris yang mengekspor mesin, besi dan baja ke Turki, dan melindungi rantai pasokan otomotif serta manufaktur.

Baca juga: Brexit Terancam No Deal, Bagaimana Nasib ASEAN?

Kesepakatan itu juga mengikat kedua negara untuk berdiskusi yang bertujuan memperluas ruang lingkup perjanjian dan memasukkan usaha di bidang jasa serta pertanian dalam dua tahun ke depan.

Perjanjian Inggris-Turki ini juga akan mulai berlaku bulan depan meskipun tidak ada cukup waktu untuk meratifikasinya di salah satu parlemen kedua negara sebelum akhir tahun.

Kesepakatan dengan Turki adalah perjanjian perdagangan bebas terbesar kelima yang telah dinegosiasikan Inggris setelah sebelumnya melakukan kesepakatan dengan Jepang, Kanada, Swiss dan Norwegia.

Baca juga: Siapa yang Rugi dari No Deal Brexit, Uni Eropa atau Inggris?

 

Perjanjian perdagangan dengan 62 negara kini telah ditandatangani sebagai persiapan untuk keluarnya Inggris secara resmi dari pasar tunggal UE pada 1 Januari mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com