WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump mengumumkan pada Senin (14/12/2020) Jaksa Agung William Barr akan turun dari jabatannya setelah Electoral College mengonfirmasi bahwa Joe Biden memenangi pilpres AS.
"Baru saja pertemuan yang sangat menyenangkan dengan Jaksa Agung William Barr di Gedung Putih," tweet Trump pada Senin (14/12/2020), seperti dilansir AFP pada Selasa (15/12/2020).
"Hubungan kami sangat baik...Bill akan pergi sebelum Natal untuk menghabiskan liburan bersama keluarganya," tambahnya.
Seorang pejabat senior Gedung Putih berkata, "Barr mengundurkan diri atas kemauannya sendiri. Dia tidak diusir atau dipaksa mundur."
Pejabat tersebut juga mengatakan bahwa pertemuan terakhir Trump dengan Barr di Gedung Putih berlangsung dengan sangat bersahabat.
Baca juga: Joe Biden Tampar Keras Trump: Kemenangannya adalah Keinginan Masyarakat AS
Barr, jaksa agung kedua di bawah pemerintahan Trump, telah dikritik keras oleh partai Demokrat karena perilakunya yang diangap tidak etis, yang melindungi Trump selama penyelidikan oleh penasihat khusus Robert Mueller tentang hubungannya dengan presiden Rusia.
"Pelengseran yang baik untuk Jaksa Agung yang paling korup dan tercela dalam sejarah AS," tweet dari DPR Demokrat Bill Pascrell.
Namun, hubungan persekutuan keduanya itu telah retak sebelum masa akhir jabatan Barr diumumkan.
Barr telah membuat marah Trump sekitar waktu pemilihan presiden berlangsung karena kegagalannya mengungguli Biden.
Selama masih berkuasa, Presiden Trump menggunakan Departemen Kehakiman untuk membantu kampanyenya atau mendukung klaim penipuan pemilu AS.
Baca juga: Joe Biden Resmi Menang Pilpres AS, Langsung Sindir Trump
Trump telah lama berharap bahwa penyelidikan Departemen Kehakiman terhadap akar politik yang diduga dari penyelidikan Rusia akan membantunya merusak lawan Demokratnya, Joe Biden sebelum Hari Pemilihan.
Ketika Barr menjelaskan bahwa hal semacam itu tidak akan terjadi, Trump mengomel di depan umum bahwa dia akan "sangat kecewa".
Dia menjadi marah lagi dengan Barr setelah pemilu, yang Trump coba batalkan, mengeklaim tanpa bukti bahwa Biden hanya menang karena penipuan.
Barr mengatakan kepada Associated Press bahwa "kami belum melihat penipuan dalam skala yang bisa mempengaruhi hasil yang berbeda dalam pemilihan", sebuah penilaian yang membuat kesenjangan hubungannya dengan Trump semakin lebar di saat kampanye disinformasi hasil pemilu AS masih berlangsung.
Baca juga: Joe Biden Resmi Menang Pilpres AS, Semua Gugatan Trump Patah
Trump juga marah atas pengungkapan bahwa Departemen Kehakiman memutuskan untuk tidak mengumumkan penyelidikan yang sedang dilakukan terhadap urusan bisnis putra Biden, Hunter Biden, menjelang pemilihan umum.