Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Agung Sekutu Setia Trump Lengser Setelah Joe Biden Resmi Menangi Pilpres AS

Kompas.com - 15/12/2020, 12:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP,REUTERS

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump mengumumkan pada Senin (14/12/2020) Jaksa Agung William Barr akan turun dari jabatannya setelah Electoral College mengonfirmasi bahwa Joe Biden memenangi pilpres AS.

"Baru saja pertemuan yang sangat menyenangkan dengan Jaksa Agung William Barr di Gedung Putih," tweet Trump pada Senin (14/12/2020), seperti dilansir AFP pada Selasa (15/12/2020).

"Hubungan kami sangat baik...Bill akan pergi sebelum Natal untuk menghabiskan liburan bersama keluarganya," tambahnya.

Seorang pejabat senior Gedung Putih berkata, "Barr mengundurkan diri atas kemauannya sendiri. Dia tidak diusir atau dipaksa mundur."

Pejabat tersebut juga mengatakan bahwa pertemuan terakhir Trump dengan Barr di Gedung Putih berlangsung dengan sangat bersahabat.

Baca juga: Joe Biden Tampar Keras Trump: Kemenangannya adalah Keinginan Masyarakat AS

Barr, jaksa agung kedua di bawah pemerintahan Trump, telah dikritik keras oleh partai Demokrat karena perilakunya yang diangap tidak etis, yang melindungi Trump selama penyelidikan oleh penasihat khusus Robert Mueller tentang hubungannya dengan presiden Rusia.

"Pelengseran yang baik untuk Jaksa Agung yang paling korup dan tercela dalam sejarah AS," tweet dari DPR Demokrat Bill Pascrell.

Namun, hubungan persekutuan keduanya itu telah retak sebelum masa akhir jabatan Barr diumumkan.

Barr telah membuat marah Trump sekitar waktu pemilihan presiden berlangsung karena kegagalannya mengungguli Biden.

Selama masih berkuasa, Presiden Trump menggunakan Departemen Kehakiman untuk membantu kampanyenya atau mendukung klaim penipuan pemilu AS.

Baca juga: Joe Biden Resmi Menang Pilpres AS, Langsung Sindir Trump

Trump telah lama berharap bahwa penyelidikan Departemen Kehakiman terhadap akar politik yang diduga dari penyelidikan Rusia akan membantunya merusak lawan Demokratnya, Joe Biden sebelum Hari Pemilihan.

Ketika Barr menjelaskan bahwa hal semacam itu tidak akan terjadi, Trump mengomel di depan umum bahwa dia akan "sangat kecewa".

Dia menjadi marah lagi dengan Barr setelah pemilu, yang Trump coba batalkan, mengeklaim tanpa bukti bahwa Biden hanya menang karena penipuan.

Barr mengatakan kepada Associated Press bahwa "kami belum melihat penipuan dalam skala yang bisa mempengaruhi hasil yang berbeda dalam pemilihan", sebuah penilaian yang membuat kesenjangan hubungannya dengan Trump semakin lebar di saat kampanye disinformasi hasil pemilu AS masih berlangsung.

Baca juga: Joe Biden Resmi Menang Pilpres AS, Semua Gugatan Trump Patah

Trump juga marah atas pengungkapan bahwa Departemen Kehakiman memutuskan untuk tidak mengumumkan penyelidikan yang sedang dilakukan terhadap urusan bisnis putra Biden, Hunter Biden, menjelang pemilihan umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com