Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Lanka Bebaskan Tahanan Usai Kerusuhan Penjara Mematikan akibat Covid-19

Kompas.com - 01/12/2020, 19:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Sri Lanka membebaskan ratusan tahanan dan mengatakan akan membebaskan ribuan lagi setelah kerusuhan yang dipicu oleh kemarahan atas kasus virus corona di salah satu dari banyak penjara yang penuh sesak terjadi.

Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Selasa (01/12/2020) memberi amnesti kepada 637 narapidana di seluruh negeri sejak kerusuhan yang menewaskan sembilan napi dan melukai 113 lainnya itu.

Menteri Kehakiman Ali Sabry mengatakan, pemerintah sedang bekerja untuk mempercepat pembebasan dengan jaminan ribuan tahanan untuk mengurangi kepadatan di penjara.

Sementara itu Rajapaksa memecat Menteri Reformasi Penjara Sudharshini Fernandopulle dan memindahkannya ke kementerian baru yang menangani pandemi.

Baca juga: Kerusuhan di Penjara Sri Lanka akibat Narapidana Coba Kabur, 8 Orang Tewas

Penjara Sri Lanka menampung lebih dari 30.000 narapidana. Jumlahnya hampir tiga kali lipat kapasitas seharusnya. Sebanyak 1.200 narapidana telah dites positif terkena virus corona dengan dua kematian, menurut angka resmi.

Penjaga melepaskan tembakan ke penjara Mahara dengan keamanan tinggi di luar Kolombo pada Minggu (29/11/2020) malam setelah tahanan mengamuk menuntut dibebaskan karena melonjaknya kasus virus corona.

Penjara di negara Asia Selatan itu telah mengalami kerusuhan selama berminggu-minggu karena jumlah kasus Covid-19 melonjak. Pihak berwenang telah melarang kunjungan dan mencegah staf bepergian ke seluruh negeri.

Seorang tahanan terbunuh ketika dia jatuh saat mencoba memanjat tembok penjara di wilayah Bogambara tengah.

Baca juga: Perintahkan Jenazah Covid-19 agar Dikremasi, Pemerintah Sri Lanka Dikecam

Jumlah kematian Covid-19 di seluruh Sri Lanka meningkat enam kali lipat bulan lalu menjadi 118, sementara infeksi lebih dari dua kali lipat menjadi hampir 24.000.

Negara pulau berpenduduk 21 juta orang itu melonggarkan jam malam tiga bulan pada 28 Juni. Tetapi gelombang kedua yang melanda pada Oktober mendorong pembatasan yang lebih ketat.

Kerusuhan penjara itu adalah yang terburuk sejak komando polisi secara kontroversial menembak mati 27 narapidana setelah kerusuhan di penjara utama Welikada di Sri Lanka pada 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com