COLOMBO, KOMPAS.com - Sri Lanka membebaskan ratusan tahanan dan mengatakan akan membebaskan ribuan lagi setelah kerusuhan yang dipicu oleh kemarahan atas kasus virus corona di salah satu dari banyak penjara yang penuh sesak terjadi.
Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Selasa (01/12/2020) memberi amnesti kepada 637 narapidana di seluruh negeri sejak kerusuhan yang menewaskan sembilan napi dan melukai 113 lainnya itu.
Menteri Kehakiman Ali Sabry mengatakan, pemerintah sedang bekerja untuk mempercepat pembebasan dengan jaminan ribuan tahanan untuk mengurangi kepadatan di penjara.
Sementara itu Rajapaksa memecat Menteri Reformasi Penjara Sudharshini Fernandopulle dan memindahkannya ke kementerian baru yang menangani pandemi.
Baca juga: Kerusuhan di Penjara Sri Lanka akibat Narapidana Coba Kabur, 8 Orang Tewas
Penjara Sri Lanka menampung lebih dari 30.000 narapidana. Jumlahnya hampir tiga kali lipat kapasitas seharusnya. Sebanyak 1.200 narapidana telah dites positif terkena virus corona dengan dua kematian, menurut angka resmi.
Penjaga melepaskan tembakan ke penjara Mahara dengan keamanan tinggi di luar Kolombo pada Minggu (29/11/2020) malam setelah tahanan mengamuk menuntut dibebaskan karena melonjaknya kasus virus corona.
Penjara di negara Asia Selatan itu telah mengalami kerusuhan selama berminggu-minggu karena jumlah kasus Covid-19 melonjak. Pihak berwenang telah melarang kunjungan dan mencegah staf bepergian ke seluruh negeri.
Seorang tahanan terbunuh ketika dia jatuh saat mencoba memanjat tembok penjara di wilayah Bogambara tengah.
Baca juga: Perintahkan Jenazah Covid-19 agar Dikremasi, Pemerintah Sri Lanka Dikecam
Jumlah kematian Covid-19 di seluruh Sri Lanka meningkat enam kali lipat bulan lalu menjadi 118, sementara infeksi lebih dari dua kali lipat menjadi hampir 24.000.
Negara pulau berpenduduk 21 juta orang itu melonggarkan jam malam tiga bulan pada 28 Juni. Tetapi gelombang kedua yang melanda pada Oktober mendorong pembatasan yang lebih ketat.
Kerusuhan penjara itu adalah yang terburuk sejak komando polisi secara kontroversial menembak mati 27 narapidana setelah kerusuhan di penjara utama Welikada di Sri Lanka pada 2012.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.