Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muslim Pro Bantah Telah Jual Data Pengguna Aplikasinya ke Militer AS

Kompas.com - 18/11/2020, 18:31 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Laporan penyelidikan sebuah majalah online bernama Motherboard menyebutkan militer Amerika Serikat (AS) telah mendapatkan data lokasi dari para pengguna sejumlah aplikasi, termasuk Muslim Pro.

Data lokasi adalah satu dari data pribadi yang dibeli oleh Komando Operasi Khusus militer Amerika Serikat dari aplikasi ponsel di seluruh dunia berdasarkan laporan yang dimuat pada hari Selasa (17/11/2020).

Disebutkan aplikasi ponsel paling populer yang data penggunanya dibeli, antara lain Muslim Pro yang digunakan oleh lebih 98 juta Muslim di dunia dan sebuah aplikasi kencan khusus Muslim.

Laporan tersebut menyoroti industri jual beli data lokasi dan militer AS yang membeli akses untuk mendapatkan informasi pribadi, setelah sebelumnya pihak militer AS diketahui telah menggunakan data lokasi lain untuk menargetkan serangan drone.

Amerika Serikat telah banyak melancarkan serangan ke negara-negara yang kebanyakan penduduknya adalah Muslim, seperti Pakistan, Afghanistan, Irak dan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah, dengan alasan membasmi kelompok teroris.

Baca juga: Didakwa Sebagai Teroris, Sebanyak 21 Orang Dihukum Mati di Irak

Serangan-serangan ini dilaporkan telah menyebabkan ratusan ribu warga sipil tewas.

Tapi dari penyelidikannya, Motherboard menyatakan tidak mengetahui di mana jenis data lokasi dari aplikasi ini telah digunakan militer AS.

Militer AS telah mengonfirmasi laporan soal pembelian data lokasi tersebut.

"Akses kita ke perangkat lunak digunakan untuk mendukung persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri. Kami secara ketat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional, dan hukum warga negara Amerika Serikat," demikian pernyataan Tim Hawkins, juru bicara Komando Operasi Khusus militer AS.

Data ini kemudian dijual ke perusahaan yang memperjualbelikan data lokasi, seperti X-Mode yang diketahui telah melacak 25 juta ponsel dan perangkat lainnya di Amerika Serikat setiap bulannya, serta 40 juta lainnya di kawasan Eropa, Amerika Latin, dan kawasan Asia Pasifik.

X-Mode kemudian menjualnya kepada salah satu kontraktor yang membutuhkannya, salah satunya adalah militer AS.

Pengembang aplikasi Muslim Pro telah menyebut laporan tersebut "keliru dan tidak benar".

Baca juga: Orang Kedua Al Qaeda Dibunuh Pasukan Afghanistan, Masuk Daftar Teroris Paling Dicari FBI

Dalam pernyataannya Muslim Pro juga mengatakan telah meluncurkan penyelidikan internal dan meninjau kembali kebijakan pengelolaan data untuk memastikan data pengguna aplikasinya sesuai dengan syarat yang tercantum di aplikasi mereka.

"Terlepas dari itu, kami telah memutuskan untuk menghentikan hubungan kami dengan semua partner data, termasuk X-Mode, yang akan segera diberlakukan."

"Kami mohon maaf kepada semua pengguna kami atas kekhawatiran akibat laporan ini dan kami dapat mengonfirmasi bahwa data Anda aman bersama kami."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com