SEOUL, KOMPAS.com - Kemenangan Joe Biden dalam pilpres AS menjadi kabar baik bagi Korea Selatan terkait biaya ribuan pasukan AS di semenanjung Korea yang bernilai miliaran dollar AS.
Donald Trump telah menuntut biaya sebanyak 5 miliar dollar AS (Rp 70,3 triliun) kepada Korea Selatan untuk sekitar 28.500 tentara AS yang ditempatkan di sana.
Penempatan pasukan AS adalah warisan dari Perang Korea pada 1950-1953 yang secara teknis belum selesai.
Baca juga: Pejabat Tinggi Korea Selatan akan Kunjungi AS di Tengah Situasi Ketidakpastian Pemilu
Berbeda dengan Trump, seperti yang dilansir dari Reuters pada Selasa (10/11/2020), Biden dikatakan telah berjanji tidak akan "memeras" Korea Selatan terkait penempatan pasukan AS tersebut.
Pemerintah Korea Selatan mempersiapkan pemerintahan Biden akan menyepakati proposal Seoul yang diajukan, sehingga Korea Selatan cukup membayar 13 persen lebih atau sekitar 1 miliar dollar AS (Rp 14 triliun) per tahun.
Baca juga: Deteksi Personel Tak Dikenal, Korea Selatan Gelar Operasi di Perbatasan
Sementara, Trump menuntut sebanyak 5 miliar dollar AS sebagai bagian dari dorongan yang lebih luas untuk membuat sekutu berkontribusi lebih banyak terhadap pertahanan.
Seorang juru bicara kampanye Biden menolak berkomentar, dan pejabat Korea Selatan mengatakan tidak jelas seberapa dalam timnya memikirkan tentang garis besar Perjanjian Tindakan Khusus (Special Measures Agreement/SMA) yang baru.
Baca juga: Kemenangan Joe Biden dan Harapan Penyelesaian Kasus HAM Masa Lalu di Indonesia
"Tetapi, kenaikan 13 persen yang dibahas dalam negosiasi sebelumnya dapat dianggap masuk akal," kata seorang pejabat pemerintah Korea Selatan, yang berbicara tanpa menyebut nama untuk membahas negosiasi diplomatik.
“Kami akan tahu lebih banyak ketika kami benar-benar duduk dengan tim mereka setelah pemerintahan baru menunjuk negosiator baru atau menunjuk kembali petahana (tim negosiator awal)," kata pejabat itu.
Baca juga: Akankah Korut Semakin Benci Amerika Usai Joe Biden Menang Pilpres?
"Tetapi, setidaknya ada lebih banyak prediktabilitas sekarang dan Gedung Putih di bawah pemerinitahan Biden tidak akan memveto kesepakatan yang hampir selesai pada menit terakhir,” lanjutnya.
Pada April, Reuters melaporkan Trump telah menolak proposal 13 persen itu, yang mungkin dianggap sebagai tawaran terbaik Seoul menjelang pemilihan parlemen bulan itu.
Baca juga: Putin Tak Akan Beri Selamat kepada Joe Biden karena Hal Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.