Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengketa Dagang Makin Panas, Lobster Australia Pun Ditahan Masuk oleh China

Kompas.com - 03/11/2020, 14:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Keberadaan lobster asal Australia yang terancam mati ketika ditahan di bandara China membuat para nelayan ketakutan di tengah memanasnya sengketa dagang antara Beijing dan Canberra.

Puluhan ton lobster yang masih hidup telantar di beberapa bandara dan tempat pengecekan China karena masih menunggu untuk diperiksa oleh petugas bea cukai akhir pekan nanti.

Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan, Pemerintah Australia sedang menggali lebih banyak informasi dari kalangan industri tentang kejadian ini.

Dia memperingatkan bahwa bila China mendiskriminasi produk Australia, tindakan tersebut melanggar aturan perdagangan internasional.

"Semua importir harus dikenai aturan standar yang setara dan tidak boleh ada diskriminasi dalam pengecekan," kata Birmingham.

Baca juga: Australia Berkomitmen Dukung Akses Vaksin Covid-19 ke Asia Tenggara

Menteri Pertanian Australia David Littleproud mengatakan bahwa China memeriksa 50 sampai 100 persen lobster batu Australia karena kekhawatiran adanya unsur metal dalam produk makanan laut tersebut.

Bila penahanan ini terus berlanjut, ia mengatakan, pemerintah akan mengajukan masalah ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Kami adalah negara yang adil, kami mengikuti aturan WTO dan berharap negara yang berhubungan dagang dengan kami juga melakukannya," katanya.

"Kami berharap China mematuhi aturan WTO dan bila tidak, kami harus mempertimbangkan tindakan selanjutnya bersama badan penengah yang independen."

Baca juga: Australia Gencar Diplomasi Vaksin Covid-19, China Ingin Indonesia Jadi Pusat Produksi

Direktur Eksekutif salah satu perusahaan pengirim lobster Australia bernama Southern Rocklobster Limited, Tom Cosentino, mengatakan, pengiriman lobster dari Australia tertahan di pabean karena semakin ketatnya pemeriksaan yang dilakukan China.

"Beberapa kargo sudah diloloskan, tetapi pengiriman beberapa lainnya masih mungkin ditunda karena ada prosedur baru yang diterapkan," katanya.

"Untuk memperkecil risiko, keputusan sudah diambil oleh mayoritas eksportir baru untuk berhenti mengirimkan barang ke China sampai prosedur tersebut diketahui lebih lanjut," tambahnya.

Walau demikian, ia percaya diri bahwa reputasi industri lobster batu Australia akan memenuhi apa pun standar baru yang ada.

Baca juga: Rasialisme Seksual Meluas di Aplikasi Kencan Grindr Australia

Nelayan Australia takut tidak dapat bertahan hidup

Kyri Toumazos, Direktur Eksekutif Northern Zone Rock Lobster di Australia Selatan, mengatakan, produk mereka akan rusak bila pemeriksaannya memakan waktu terlalu lama.

"Kami sedang dalam proses pengiriman lobster dengan kualitas paling tinggi di dunia dan tidak mau nama produk ini sampai tercemar," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com