Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gencatan Senjata Ketiga Azerbaijan-Armenia Gagal Lagi dalam Hitungan Menit

Kompas.com - 26/10/2020, 15:12 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

STEPANAKERT, KOMPAS.com - Gencatan senjata ketiga untuk meredakan pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia di Nagorno-Karabakh, gagal lagi hanya dalam hitungan menit pada Senin (26/10/2020).

Amerika Serikat (AS) menjadi mediator di gencatan senjata ketiga ini, setelah gencatan senjata pertama yang ditengahi Perancis dan yang kedua dimediasi Rusia, dilanggar semua.

Tak sampai satu jam sejak gencatan senjata ketiga efektif berlaku mulai pukul 8 pagi waktu setempat hari ini, adu tembak kembali terjadi.

Baca juga: Dimediasi AS, Azerbaijan-Armenia Sepakati Gencatan Senjata Ketiga

Kementerian Luar Negeri Azerbaijan menuduh pasukan Armenia menembaki kota Terter dan desa-desa terdekat, yang merupakan pelanggaran berat terhadap gencatan senjata.

Sebaliknya Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan, pasukan Azerbaijan yang melanggar berat gencatan senjata dengan tembakan artileri ke pos-pos perang di berbagai area garis depan.

Azerbaijan dan Armenia terlibat dalam konflik sengit atas Karabakh, sejak separatis Armenia yang didukung Yerevan menguasasi provinsi pegunungan itu dalam perang tahun 1990-an yang menewaskan 30.000 orang.

Kemerdekaan yang dideklarasikan oleh Karabakh belum diakui secara internasional, bahkan oleh Armenia sendiri, dan tetap menjadi bagian dari Azerbaijan di bawah hukum internasional.

Baca juga: Ada Tembakan Nyasar, Iran Kerahkan Pasukan ke Perbatasan Azerbaijan-Armenia

Pertempuran terbaru meletus sejak 27 September. Armenia dan Azerbaijan saling tuduh telah menargetkan warga sipil dan melanggar gencatan senjata sebelumnya. Beragam upaya untuk mendamaikan keduanya tak ada yang berhasil.

Meski begitu setelah diserang hebat di awal perang, Stepanakert kota utama Nagorno-Karabakh menjadi lebih tenang dalam beberapa hari terakhir.

Jurnalis AFP di lokasi pada Senin mengatakan, malam itu tenang. Kemudian 10 menit sebelum gencatan senjata berlaku sebuah ledakan terdengar dan gumpalan asap terlihat di bukit dekat situ.

Suara pertempuran yang muncul dari garis depan pagi ini lebih sedikit daripada hari-hari sebelumnya, meski tembakan peluru terdengar dari kejauhan.

Baca juga: AS Maju Upayakan Gencatan Senjata yang Sempat Gagal dalam Konflik Armenia-Azerbaijan

Lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas akibat perang ini, dan sebagian besar adalah prajurit separatis Armenia serta warga sipil.

Azerbaijan belum merilis jumlah korban militernya dan diyakini jauh lebih tinggi. Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu mengatakan, hampir 5.000 orang terenggut nyawanya dalam pertempuran ini.

Rusia, Perancis, dan AS adalah para pemimpin Grup Minsk, yang sejak 1990-an tak kunjung dapat menyelesaikan negosiasi konflik tersebut.

Pertempuran kali ini adalah yang terbesar sejak gencatan senjata 1994, menimbulkan kekhawatiran bahwa sekutu Azerbaijan yakni Turki dan Rusia yang juga memiliki aliansi militer dengan Armenia, dapat terlibat lebih jauh dalam konflik ini.

Baca juga: Putin: Korban Tewas Perang Azerbaijan-Armenia Hampir 5.000 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com