Amerika Serikat (AS) menjadi mediator di gencatan senjata ketiga ini, setelah gencatan senjata pertama yang ditengahi Perancis dan yang kedua dimediasi Rusia, dilanggar semua.
Tak sampai satu jam sejak gencatan senjata ketiga efektif berlaku mulai pukul 8 pagi waktu setempat hari ini, adu tembak kembali terjadi.
Kementerian Luar Negeri Azerbaijan menuduh pasukan Armenia menembaki kota Terter dan desa-desa terdekat, yang merupakan pelanggaran berat terhadap gencatan senjata.
Sebaliknya Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan, pasukan Azerbaijan yang melanggar berat gencatan senjata dengan tembakan artileri ke pos-pos perang di berbagai area garis depan.
Azerbaijan dan Armenia terlibat dalam konflik sengit atas Karabakh, sejak separatis Armenia yang didukung Yerevan menguasasi provinsi pegunungan itu dalam perang tahun 1990-an yang menewaskan 30.000 orang.
Kemerdekaan yang dideklarasikan oleh Karabakh belum diakui secara internasional, bahkan oleh Armenia sendiri, dan tetap menjadi bagian dari Azerbaijan di bawah hukum internasional.
Pertempuran terbaru meletus sejak 27 September. Armenia dan Azerbaijan saling tuduh telah menargetkan warga sipil dan melanggar gencatan senjata sebelumnya. Beragam upaya untuk mendamaikan keduanya tak ada yang berhasil.
Meski begitu setelah diserang hebat di awal perang, Stepanakert kota utama Nagorno-Karabakh menjadi lebih tenang dalam beberapa hari terakhir.
Jurnalis AFP di lokasi pada Senin mengatakan, malam itu tenang. Kemudian 10 menit sebelum gencatan senjata berlaku sebuah ledakan terdengar dan gumpalan asap terlihat di bukit dekat situ.
Suara pertempuran yang muncul dari garis depan pagi ini lebih sedikit daripada hari-hari sebelumnya, meski tembakan peluru terdengar dari kejauhan.
Lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas akibat perang ini, dan sebagian besar adalah prajurit separatis Armenia serta warga sipil.
Azerbaijan belum merilis jumlah korban militernya dan diyakini jauh lebih tinggi. Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu mengatakan, hampir 5.000 orang terenggut nyawanya dalam pertempuran ini.
Rusia, Perancis, dan AS adalah para pemimpin Grup Minsk, yang sejak 1990-an tak kunjung dapat menyelesaikan negosiasi konflik tersebut.
Pertempuran kali ini adalah yang terbesar sejak gencatan senjata 1994, menimbulkan kekhawatiran bahwa sekutu Azerbaijan yakni Turki dan Rusia yang juga memiliki aliansi militer dengan Armenia, dapat terlibat lebih jauh dalam konflik ini.
https://www.kompas.com/global/read/2020/10/26/151209970/gencatan-senjata-ketiga-azerbaijan-armenia-gagal-lagi-dalam-hitungan