Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Negara Bagian di AS Desak Aturan Emisi Pesawat Terbang yang Lebih Ketat

Kompas.com - 20/10/2020, 06:09 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Sebanyak 11 negara bagian di Amerika Serikat (AS) mendesak Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) untuk memperketat aturan emisi gas buang dari pesawat terbang.

Desakan itu mereka sampaikan pada Senin (19/10/2020) sebagaimana dilansir dari Reuters.

Jaksa Agung Negara Bagian yang dipimpin oleh California mengatakan aturan emisi EPA yang diusulkan pada Juli "sama sekali tidak cukup".

Jaksa Agung California Xavier Becerra bahkan menuding dengan keras bahwa proposal peraturan tersebut adalah proposal palsu.

"Proposal palsu untuk mengaturnya (emisi gas buang pesawat terbang) sama saja dengan tidak melakukan apa-apa,” kata Becerra.

Baca juga: Emisi Gas Berbahaya di AS Lebih Banyak Ditimbulkan oleh Para Orang Kaya

Pada Juli, EPA mengatakan proposal aturan emisi yang diusulkan akan berlaku untuk desain pesawat bertipe baru pada Januari 2020 dan untuk pesawat dalam produksi atau yang dengan sertifikat tipe yang diubah mulai tahun 2028.

Saat dihubungi Reuters, EPA tidak segera memberikan kompentar pada Senin.

Jaksa Agung negara bagian yang bergabung dengan surat itu termasuk Connecticut, Illinois, Maryland, Minnesota, New Jersey, New York, Oregon, Vermont, Washington, California dan Massachusetts.

“EPA dapat dan harus mengadopsi standar yang efektif untuk secara substansial mengurangi emisi ini, mengurangi kerusakan iklim yang ada, dan menghindari hasil ekonomi dan kesehatan masyarakat yang terburuk dari krisis iklim yang tidak dapat dikurangi,” kata mereka.

Baca juga: Pemerintah Norwegia Bayar 56 Juta Dollar AS kepada Indonesia untuk Emisi yang Turun

Pada 2016, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) menyepakati standar emisi pesawat global yang ditujukan untuk pembuat pesawat kecil dan besar.

Dua raksasa perusahaan produsen pesawat, Airbus dan Boeing, telah mendukung standar tersebut.

Administrator EPA Andrew Wheeler mengatakan pada Juli bahwa peraturan yang diusulkan EPA berusaha untuk menyelaraskan AS dengan standar ICAO.

“Proposal tersebut didasarkan pada teknologi saat ini. Anda tidak dapat benar-benar menetapkan standar yang tidak dapat dipenuhi,” kata Wheeler.

Baca juga: Demi Pelanggan yang Rindu Terbang, FinnAir Jual Makanan Pesawat Kelas Bisnis di Supermarket

Namun, ke-11 negara bagian tersebut menyatakan bahwa proposal EPA akan tertinggal dari teknologi yang ada selama lebih dari 10 tahun.

“Dan tidak akan menghasilkan pengurangan GRK (gas rumah kaca) sama sekali dibandingkan dengan business-as-usual," kata mereka.

Sementara itu, Boeing menolak berkomentar.

Pesawat terbang menyumbang 12 persen dari seluruh emisi GRK transportasi AS dan 3 persen dari total emisi di AS.

Di bawah mantan Presiden Barack Obama, EPA pada tahun 2016 menyatakan emisi pesawat menimbulkan bahaya kesehatan masyarakat.

Baca juga: Ganjal Roda Dilepas dan Rem Blong, Pesawat Jet Tabrakan di Bandara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com