Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Selandia Baru, Jacinda Ardern Tatap Pemerintahan Mayoritas Tunggal

Kompas.com - 17/10/2020, 15:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WELLINGTON, KOMPAS.com - Partai pimpinan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, Partai Buruh, berpotensi membentuk pemerintahan mayoritas tunggal.

Sebab dalam pemilihan umum yang digelar Sabtu ini (17/10/2020), partai dengan lambang berwarna merah itu melewati batas minimal membentuk pemerintahan.

Berdasarkan hitung sementara dikutip New Zealand Herald, Partai Buruh mendapatkan 65 kursi di parlemen, sementara angka minimal adalah 61 kursi.

Baca juga: Penerbangan Pertama Selandia Baru-Australia Tanpa Karantina, Setelah Kasus Covid-1 Menyusut

Selain itu, Jacinda Ardern juga berada dalam momentum positif untuk mendapatkan periode keduanya sebagai PM Selandia Baru karena pencapaiannya tiga tahun terakhir.

Adapun pemilu itu seharusnya digelar pada September, namun karena mewabahnya virus corona, hajatan tersebut dimundurkan pada hari ini.

Kotak suara dibuka pada pukul 09.00 waktu setempat, dan ditutup pada pukul 19.00, atau pukul 13.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).

Bisakah Ardern membentuk pemerintahan tunggal?

Sejak sistem Proporsi Anggota Campuran (MMP) diperkenalkan pada 1996, belum ada partai yang bisa mendapatkan dukungan minimal untuk menjadi penguasa tunggal.

Karena itu, partai besar membutuhkan dukungan dari kendaraan politik yang lebih kecil, sehingga tercipta pemerintahan koalisi.

Baca juga: PM Selandia Baru Jacinda Ardern Berjanji Mundur jika Kalah Pemilu

Seperti yang terjadi pada 2017. Saat itu, Partai Nasional seharusnya menjadi pemenang setelah menguasai 56 kursi di parlemen.

Namun, mereka akhirnya menjadi oposisi setelah Buruh bergabung bersama Partai Hijau dan New Zealand First untuk memerintah.

Sementara untuk pemilu tahun ini, dengan surat suara yang sudah masuk sebesar 30,2 persen, Partai Buruh sudah mendapatkan 65 kursi.

Analis Josh Van Veen dilansir BBC mengatakan, cara Ardern menangani corona membuatnya menang dari rivalnya, pimpinan Partai Nasional Judith Collins.

Van Veen menerangkan, publik "Negeri Kiwi" sebenarnya sudah gemas karena PM berusia 40 tahun itu dianggap sudah melanggar janji-janjinya.

"Saat itu, dia berjanji menghentikan kemiskinan anak dan menyelesaikan krisis permukiman. Namun itu tidak terjadi," kata dia.

Van Veen melanjutkan, dia memprediksi begitu pemilu ini berakhir, maka kepercayaan publik terhadap Jacinda Ardern bakal menurun.

Baca juga: PM Selandia Baru Jacinda Ardern Ungguli Suara Pemilih 2 Hari Jelang Pemilu

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com