Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Demonstran Thailand Pakai Salam 3 Jari Hunger Games? Ini Ceritanya...

Kompas.com - 16/10/2020, 13:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BANGKOK, KOMPAS.com - Salam tiga jari dari novel dan film The Hunger Games yang digunakan oleh pengunjuk rasa Thailand saat iring-iringan mobil kerajaan pekan ini, menjadi simbol utama perlawanan terhadap monarki dalam beberapa tahun terakhir.

Isyarat itu adalah cara untuk menandakan dukungan demokrasi, tapi juga menjadi bentuk kemarahan terhadap pembentukan militer royalis Thailand pada ketidaksetaraan yang sudah mengakar dan makin memburuk.

Salam tiga jari ala Hunger Games itu pertama kali muncul pada 2014 saat pembangkangan terhadap rezim militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta, menangguhkan demokrasi, dan membatasi kebebasan berekspresi.

Baca juga: Unjuk Rasa Besar Menentang Dekrit Darurat Thailand: Kami Ingin Kebebasan

Prayuth Chan-O-cha panglima militer yang memimpin kudeta itu dan sekarang menjadi Perdana Menteri Thailand, menjadi salah satu sasaran utama demonstran.

Dalam novel dan film Hunger Games, penduduk masa depan distopia Amerika Utara - yang dipaksa bertanding dalam pertandingan berujung kematian dan disiarkan televisi - awalnya menggunakan salam itu untuk menunjukkan terima kasih, kekaguman, dan selamat tinggal kepada orang-orang yang mereka cintai.

Tapi makna salam tiga jari berubah menjadi simbol pemberontakan melawan tuan mereka yang kaya, totaliter, tinggal di ibu kota mewah, dan dilindungi militer.

Baca juga: Thailand Umumkan Dekrit Darurat: Demonstran Ditangkap, Pertemuan 5 Orang Lebih Dilarang


"Kaya dan miskin"

Makna serupa juga muncul di demo Thailand, di mana terdapat jurang kesenjangan kekayaan yang menganga, dan para jenderal melancarkan kudeta berulang kali demi melindungi kepentingan mereka.

Tak lama setelah kudeta 2014, orang-orang pro-demokrasi Thailand menggunakan sejumlah taktik inovatif guna menentang larangan pertemuan publik, salah satunya adalah salam tiga jari.

Pada tahun-tahun berikutnya salam itu sering digunakan, didorong oleh rasa kebersamaan massa dan mendapat perhatian besar saat para aktivis terkemuka menuju pengadilan atau dimasukkan ke mobil polisi.

Jenny yang bergabung dalam aksi unjuk rasa tahun ini ketika ekonomi Thailand terpukul oleh pandemi virus corona mengatakan, salam itu mencakup gerakan demokrasi dan kemarahan publik.

Baca juga: Demonstran dan Loyalis Kerajaan Thailand Saling Unjuk Gigi di Jalanan

"Di Thailand hanya ada satu kelompok yang memiliki kekuatan besar... dan ada jurang pemisah lebar antara kaya dan miskin," katanya kepada AFP dengan meminta hanya disebutkan nama depannya saja.

Namun dia mengaku tidak pernah mengira salam itu akan digunakan melawan monarki, institusi yang dilindungi ketat oleh hukum lese majeste.

Baca juga: Mengenal Hukum Lese-Majeste, Lindungi Raja Thailand dari Kritikan

"Dulu ketika anggota kerajaan lewat kami bahkan tidak boleh lewat di sekitar daerah itu. Kami harus berhenti dan berlutut," ungkapnya.

"Kami banyak berubah... Kami melanggar tabu."

Salam tiga jari Hunger Games itu juga digunakan di luar negeri. Selama setahun terakhir para aktivis di Thailand, Hong Kong, dan Taiwan yang mengkritisi otoriter China membentuk gerakan online bernama Milk Tea Alliance. Nama itu diambil karena kecintaan mereka terhadap minuman tersebut.

Meme tentang salam tiga jari juga banyak disebar secara online.

Baca juga: Sinopsis Film The Hunger Games, Sebuah Perjuangan Hidup dan Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com