Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Laut Mauritius 2 Awak Kapal Tunda Tewas Saat Membantu Pembersihan Tumpahan Minyak

Kompas.com - 02/09/2020, 05:59 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

PORT LOUIS, KOMPAS.com - Dua awak kapal tunda yang terlibat dalam pembersihan tumpahan minyak di laut Mauritius, tewas pada Senin (31/8/2020) ketika kapal mereka bertabrakan dengan kapal tongkang dalam cuaca buruk.

"Sungguh tragis kami kehilangan 2 awak kapal tunda, sementara 2 lainnya masih hilang," kata Perdana Menteri Pravind Jugnauth pada Selasa seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (1/9/2020).

Empat anggota kru lainnya diselamatkan dengan helikopter dan 2 lainnya masih hilang, kata Mahend Gungapersad, seorang anggota parlemen dari oposisi Partai Buruh, kepada kantor berita Reuters.

Baca juga: Tumpahan Minyak di Mauritius, Ribuan Orang Berdemo di Port Louis

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk menemukan mereka, dengan segala cara kami dan dengan bantuan para nelayan di daerah itu," kata Jugnauth sambil menyampaikan "simpati kepada keluarga" para pelaut yang terbunuh.

MV Wakashio, kapal curah Jepang, menghantam terumbu karang di lepas pantai negara kepulauan Samudra Hindia itu pada Juli, menumpahkan ribuan ton minyak mentah ke laut dan mencemari kehidupan laut di laguna yang masih asri.

Baca juga: Banyak Lumba-lumba Mati Pasca Minyak Tumpah, Ribuan Orang Berdemo di Mauritius

Menurut Gungapersad, kapal tunda dan tongkang mengirimkan sinyal bahaya antara pukul 7:30 dan 8 malam pada Senin.

Kapal tunda terbalik setelah tabrakan. Kedua kapal itu memindahkan bagian-bagian yang dapat diselamatkan dari lokasi tumpahan minyak ke pelabuhan.

Jugnauth mengatakan kapal tunda tersebut sedang mengangkut bahan bakar pada saat itu "tetapi tidak ada risiko kebocoran".

Baca juga: 25 Ekor Lumba-lumba Mati Terdampar Pasca Tumpahan 1.000 Ton Minyak di Pantai Mauritius

Dia berjanji akan menyelidiki kecelakaan itu.

Perdana menteri menghadapi kemarahan yang semakin besar terhadap penanganan pemerintahannya atas tumpahan minyak, yang telah menyebabkan kerusakan ekologis yang tak terhitung pada garis pantai yang dilindungi yang menopang ekonomi pulau itu.

"Insiden ini akan menambah kemarahan yang ada," kata Gungapersad, merujuk pada protes akhir pekan atas penanganan operasi untuk menahan tumpahan minyak dan kematian puluhan lumba-lumba di daerah itu.

Baca juga: Bencana Minyak Tumpah Mauritius, Hewan Laut Mulai Mati

"Kami mengalami tumpahan minyak, lalu kami mengalami kematian lumba-lumba dan sekarang 2 orang yang telah terbunuh," ujarnya.

Selain kematian lumba-lumba, tumpahan itu mengancam kerja puluhan tahun untuk melestarikan burung laut lokal dan spesies tanaman di cagar alam terdekat.

Diperkirakan 75.000 orang berbaris selama akhir pekan di ibu kota Port Louis, banyak yang berpakaian hitam dan menuntut jawaban dari pemerintah dalam demonstrasi publik terbesar dalam 40 tahun.

Baca juga: MV Wakashio Retak, Bencana Minyak Tumpah di Mauritius Bisa Makin Parah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
59 dari 76 Drone-Rudal Rusia Berhasil Dijatuhkan Ukraina

59 dari 76 Drone-Rudal Rusia Berhasil Dijatuhkan Ukraina

Global
Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com