Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Diisukan Koma, Pakar Ragukan Sumbernya

Kompas.com - 25/08/2020, 09:27 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com – Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un diisukan sedang koma oleh pejabat Korea Selatan.

Isu tersebut diembuskan oleh Chang Song-min, eks ajudan mendiang Presiden Korea Selatan Kim Dae-jung.

Dilansir dari New York Post, Minggu (23/8/2020), Chang mengatakan Kim Jong Un sakit parah di tengah spekulasi jarangnya dia tampil di depan umum tahun ini.

"Saya menilai dia (Kim Jong Un) sedang koma, tapi hidupnya belum berakhir," kata Chang.

Baca juga: Di Tengah Kabar Kim Jong Un Koma, Korea Utara Luncurkan Website Larangan Merokok

Namun tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa Kim Jong Un benar-benar koma. Informasi yang keluar dari Korea Utara sangat sedikit.

Bahkan badan intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) kesulitan membangun gambaran yang akurat mengenai peristiwa politik internal di Pyongyang sebagaimana dilansir dari Newsweek, Senin (24/8/2020).

Hal tersebut membuat rumor-rumor tentang Korea Utara menjadi lahan yang subur.

Pakar mengenai Korea Utara di media sosial segera menepis klaim Chang mengenai kondisi Kim Jong Un yang koma.

Baca juga: Rumor Kim Jong Un Koma, Ini 5 Keanehan di Korut dalam Sebulan Terakhir

Seorang Profesor dari Yonsei University di Seoul, John Delury, menulis di akun Twitter-nya bahwa para ahli Korea Utara sedang mendiskusikan "betapa konyolnya semua itu".

Sementara itu Direktur Senior Studi Korea di Center for the National Interest, Harry Kazianis, menolak klaim bahwa Kim Jong Un sedang koma.

Dia juga menggarisbawahi bahwa sumber yang dikutip oleh Chang meragukan.

"Bisakah informasi sampah semacam ini berhenti?” tulis Kazianis di akun Twitter miliknya.

Sebelumnya, Chang juga mengatakan bahwa adik perempuan Kim Jong Un yakni Kim Yo Jong sudah siap membantu memimpin negara.

Baca juga: Kim Jong Un Disebut Sudah Koma Selama Berbulan-bulan

"Struktur suksesi yang lengkap belum terbentuk, jadi Kim Yo Jong dikedepankan karena kekosongan tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang lama," kata Chang.

Klaimnya muncul setelah mata-mata Korsel mengungkapkan bahwa Kim Yo Jong sekarang menjabat sebagai orang kedua secara “de facto” di Korea Utara.

Rumor dan desas-desus mengenai Kim Jong Un selalu santer. Pada April, dia sempat dirumorkan meninggal dunia.

Namun dia tampil di depan umum beberapa pekan kemudian.

Baca juga: Kim Jong Un Dikabarkan Koma, Seperti Ini Hubungan Keluarganya dengan Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com