HANOI, KOMPAS.com - Pasar basah di Vietnam menjual beberapa daging dari satwa liar dan bahkan hewan yang biasanya dijadikan peliharaan, anjing misalnya.
Sebuah pasar basah Vietnam terekam dalam foto menunjukkan tindakan 'penyiksaan' terhadap hewan peliharaan dan satwa liar lain.
Selain anjing, katak yang dijual dipotong secara sadis menggunakan gunting.
Beberapa pekerja tampak tidak menggunakan masker, celemek dan sarung tangan mereka saat memotong hewan-hewan tersebut.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan kondisi seperti itu akan berisiko terhadap manusia dan juga kehidupan satwa serta 'tidak dapat diterima'.
WHO mengatakan, "Hal itu meningkatkan risiko kontaminasi daging dengan patogen."
Sebuah video juga menunjukkan organ dalam katak berceceran di lantai ketika seorang pekerja membuangnya ke keranjang sampah yang kotor.
Gunting yang digunakan untuk membedah hewan yang kian langka itu bahkan diletakkan di atas tumpukkan organ dalam hewan-hewan yang sudah 'dipotong' lainnya.
Baca juga: INFOGRAFIK: Efek Samping Mengonsumsi Daging Anjing
Aktivis hewan kemudian menanggapi video yang beredar itu, "Kondisi dan proses pemotongan sangat mengerikan bagi hewan dan memiliki risiko penyebaran patogen di kalangan pekerja."
"(Mereka) secara konstan telah mengungkap potensi hewan yang terinfeksi kepada pelanggan di pasar basah yang sibuk itu."
Aktivis hewan itu juga mengatakan bahwa di pasar yang diatur dengan buruk itu, para hewan biasanya disembelih di tengah-tengah kios.
"Seringkali di lantai di antara kandang yang dipenuhi banyak hewan lain dan menggunakan alat sederhana seperti gunting."
Sementara itu, terkait wabah virus corona, sekolah-sekolah di Vietnam sebelumnya telah ditutup dan para wisatawan telah diberlakukan karantina selama 14 hari selama masa puncak pandemi.
Angka infeksi virus corona di Vietnam memang rendah, sebanyak 355 kasus infeksi tanpa 1 pun angka kematian.
Baca juga: Bunuh Anjing dan Kucing untuk Dijual Dagingnya, Pasangan di Vietnam Ditahan
Pemerintah Vietnam sedang mempertimbangkan larangan perdagangan satwa liar, tetapi tidak jelas apakah hanya akan mencakup spesies reservoir virus seperti kelelawar dan trenggiling atau termasuk lainnya.