Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Berencana Kembalikan Pengungsi Rohingya ke Laut

Kompas.com - 21/06/2020, 18:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Asia One

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Malaysia dilaporkan berencana mengembalikan sekitar 30 pengungsi Rohingya ke tengah laut jika kapal mereka sudah diperbaiki.

Negeri "Jiran", yang mwayoritas warganya Muslin, menjadi destinasi favorit etnis yang mengungsi dari persekusi di Myanmar.

Namun, Malaysia kemudian menyatakan mereka tidak akan lagi menampung Rohingya, dikarenakan kontrol ketat guna mencegah virus corona.

Baca juga: Pria Rohingya di Kamp Pengungsi Bangladesh Meninggal karena Covid-19

Kuala Lumpur dilaporkan sempat meminta Bangladesh untuk mengambil 269 pengungsi, yang sempat ditahan pada 8 Juni. Tapi, permintaan itu ditolak.

Kini, Negeri "Jiran" disebut berencana untuk mengembalikan para pengungsi itu ke laut begit kapal mereka sudah selesai diperbaiki.

"Memang itu rencananya. Namun, belum ada keputusan yang dibuat," ujar dua orang pejaabt keamanan yang tidak ingin disebutkan namanya.

Sumber tersebut menerangkan, begitu mendapat lampu hijau, kapal itu akan diisi penuh oleh air dan makanan sebelum dilepas ke lautan.

Dilansir Reuters via Asia One Jumat (19/6/2020), tidak ada komentar baik dari gugus tugas bagian migran, hingga kantor PM Malaysia.

Jenazah sala seorang perempuan Rohingya ditemukan di kapal. Namun, kelompok pembela HAM menyatakan lebih banyak pengungsi yang tewas.

Belum lagi banyak dari mereka yang kelaparan karena terombang-ambing selama beberapa bulan sebelum diselamatkan oleh Kuala Lumpur.

Baca juga: Terombang-ambing, Nasib Rohingya di Tengah Ketatnya Perbatasan Asia Tenggara

Arakan Project, kelompok yang fokus kepada krisis Rohingya, meminta pemerintahan PM Muhyiddin Yassin untuk tidak mengembalikan mereka.

"Ini sama dengan pemaksaan. Tidak manusiawi mengingat karena mereka ada yang tewas sebelum diselamatkan," jelas Chris Lewa, direktur grup.

Lewa menerangkan, Rohingya memerlukan perlindungan, dan tentunya itu tak bisa dicapai jika memaksa merkea keluar dari Malaysia.

Dalam beberapa pekan terakhir, Negeri "Jiran" sudah menolak dua kapal, dan menahan ratusan orang Rohingya maupun migran ilegal.

Langkah tersebut diterapkan di tengah kemarahan publik atas orang asing, di mana mereka dianggap menyebarkan virus corona dan beban bagi negara.

Menurut kelompok HAM setempat, ada satu kapal berisi 300 pengungsi yang masih terombang-ambing di lautan, dengan banyak penghuninya mulai sakit.

Baca juga: 500 Imigran Rohingya Akan Masuk Perairan Aceh, Polisi Perketat Pengawasan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com