Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Afghanistan Lebih Khawatir Meninggal Kelaparan daripada karena Terinfeksi Virus Corona

Kompas.com - 28/05/2020, 14:03 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Dr Yousef adalah yang pertama terkena Covid-19 di keluarganya dan yang pertama meninggal.

"Ia pulang dan mengatakan, 'saya sakit dan saya rasa, saya terkena virus," kata Behtarin Paktiawal, adik Yoesef, atas apa yang terjadi di keluarganya.

Keluarga ini kehilangan tiga orang karena virus corona, yang menyebar di Afghanistan dengan kecepatan yang masih belum jelas seperti apa.

Afghanistan adalah negara yang masih dilanda perang dan menghadapi banyak masalah lain di tengah terjadinya pandemi dengan sistem kesehatan yang sudah buruk.

Setiap minggu, kekerasan meningkat, sementara virus menyebar.

Abang Paktiawan, Dr Yousef Khan Ariubi, dites positif Covid-19, namun ia tidak mendapatkan hasil tesnya. Ia menunggu tes dari rumah sakit yang dijalankan pemerintah Afghanistan-Jepang di Kabul, yang merupakan garda depan Afghanistan dalam memerangi virus corona.

"Saya bilang kepada mereka, 'mengapa tidak memanggil kami?" Behtarin Paktiawal mengenang sambil memangku sebuah album foto kecil berisi foto saudaranya di dalam lembaran plastik. "Mereka bilang kepada saya bahwa mereka membuat kesalahan".

Lalu rumah sakit mengetes semua anggota keluarga.

Baca juga: 20 Staf di Istana Presiden Afghanistan Tertular Virus Corona

Satu setengah bulan berlalu, dan hasil tesnya masih belum ada. Sementara menunggu, saudara Behtarin, Fazel dan Gul Khumar juga meninggal dunia.

"Benar yang dibilang bahwa banyak yang meninggal karena kurangnya alat tes," kata wakil presiden Afghanistan, Amrullah Saleh.

"Tanggapan saya adalah, alat tes langka. Bahkan seandainya kami mengeluarkan miliaran dolar untuk membelinya, tak ada di pasaran".

Perlombaan global untuk alat tes membuat negara miskin seperti Afghanistan tergeser ke belakang dalam antrian.

"Ini membuat kami terkejut. Sebuah negara yang berada di tengah perang dan pertempuran harus menangani pengungsian," kata Saleh. "Infrastruktur kesehatan kami tidak dirancang untuk bertahan terhadap kejadian luar biasa seperti pandemi virus corona ini".

Baca juga: Hari Kedua Gencatan Senjata Idul Fitri, Afghanistan Bebaskan 100 Tahanan Taliban

Kurang alat tes

"Malam-malam tanpa tidur"

Warga Afghanistan meninggal setiap minggu akibat perang melawan Taliban dan kelompok ekstremis seperti ISIS, dan banyak lagi yang tewas akibat kelaparan jika ada karantina ketat - seperti yang diterapkan di banyak negara di dunia untuk mencegah penyebaran virus.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com