Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik, Semua Pasien Covid-19 Selandia Baru Sudah Pulang dari RS

Kompas.com - 28/05/2020, 13:24 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Newshub

WELLINGTON, KOMPAS.com - Selandia Baru pada Kamis (28/5/2020) menyatakan, semua pasien Covid-19 sudah dipulangkan dari rumah sakit.

Di saat yang bersamaan, Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru Dr Ashley Bloomfield mengumumkan, tidak ada penambahan kasus baru virus corona di negara itu.

Dengan demikian sudah enam hari beruntun tidak ada kasus baru Covid-19 di Selandia Baru. Terakhir kali ada kasus baru adalah Jumat (22/5/2020).

Total kasus secara nasional kini adalah 1.504, dengan 1.154 di antaranya sudah pasti positif Covid-19, dan 350 kasus adalah kemungkinan positif.

Baca juga: Diguncang Gempa Saat Siaran Langsung, PM Selandia Baru Stay Cool

Dilansir dari newshub.co.nz, hingga Kamis (28/5/2020) 1.474 orang sudah sembuh dari virus corona, meningkat 12 dibandingkan hari sebelumnya.

Sekarang tinggal delapan kasus aktif Covid-19 yang masih ditangani di Selandia Baru.

"Angka yang kami peroleh hari ini menunjukkan Selandia Baru terus melakukan yang terbaik dalam menangani Covid-19," ujar Dr Bloomfield.

"Kita perlu melanjutkan kerja keras yang kita semua lakukan, untuk memastikan kita terus mempertahankan nol kasus, kurva melandai kita yang sedang berlangsung, dan jangan sampai membiarkan gelombang kedua terjadi."

Baca juga: BERITA FOTO: Penerapan New Normal, dari Restoran di Jerman sampai Salon Pria di Selandia Baru

Kematian seorang wanita di RS St Margaret dan Panti Jompo di Auckland telah dihitung sebagai korban meninggal virus corona setelah dipertimbangkan, sehingga jumlah kematian menjadi 22 orang.

Kemudian pada Rabu (27/5/2020) 4.255 tes Covid-19 telah dijalankan di Selandia Baru, menjadikan negara itu total melakukan 271.690 tes.

Dr Bloomfield memperingatkan semua orang untuk "menjaga keamanan dan kesehatan" selama Hari Ulang Tahun Ratu di akhir pekan yang akan datang.

Ia merujuk pada peringatan serius Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa dunia masih berada di tengah-tengah antara gelombang pertama dan gelombang kedua jika pembatasan dilonggarkan.

Baca juga: PM Selandia Baru Ditolak Saat Hendak Masuk ke Kafe

Aplikasi pelacak Covid Selandia Baru

Dilansir dari Newshub, Bloomfield mengonfirmasi pada Kamis bahwa ada 436.000 pendaftaran pada aplikasi pelacakan resmi Covid-19 milik pemerintah, yang diluncurkan sejak minggu lalu.

Jumlah itu meningkat 14.000 dibandingkan pendaftaran pada Rabu kemarin (27/5/2020).

"Itu akan membantu kami mengidentifikasi, melacak, dan (menghubungi) siapa saja yang mungkin perlu ditindaklanjuti jika mereka adalah kontak dekat suatu kasus jika kami mendapatkannya," katanya seraya mendorong semua warga Selandia Baru untum mengundung aplikasi tersebut.

Sekarang ada 18.500 bisnis aktif yang memiliki kode QR di tempat mereka, yang harus dipindai pengunjung.

Data disimpan di ponsel pengguna jika kementerian terkait memerlukan catatan riwayat lokasi mereka, namun catatan itu akan terhapus setelah 31 hari karena alasan privasi.

Baca juga: China Marahi Selandia Baru, Tak Usah Ikut-ikutan Dukung Taiwan di WHO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com