Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kicauannya Dilabeli Twitter, Trump Ancam Tutup Media Sosial

Kompas.com - 28/05/2020, 05:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengancam, dia akan menutup media sosial setelah Twitter melabelinya peringatan cek fakta.

Dalam kicauannya seperti dilansir AFP Rabu (27/5/2020), presiden berusia 73 tahun itu menyebut Republikan merasa suara konservatif sudah dibungkam.

"Kami dengan keras akan melakukan pengawasan, bahkan mungkin menutupnya (media sosial) sebelum kami membiarkannya terjadi," ujar Trump.

Baca juga: Pertama Kalinya, Twitter Beri Twit Trump Peringatan Cek Fakta

Pada Selasa (26/5/2020), Twitter menyasar setidaknya dua kicauan sang presiden yang mengomentari balot pemungutan suara untuk Pilpres AS dikirim lewat pos.

Dalam kicauannya, presiden dari Partai Republik itu menyatakan penolakannya menggunakan mail-in ballots karena berpotensi terjadi penipuan.

Presiden ke-45 AS itu mengklaim, nantinya surat suara itu bakal dicuri, dengan balotnya dicetak ulang dan ditandatangani secara ilegal.

Dalam pandangan Trump, usul itu bakal memberikan ruang bagi kecurangan dalam Pilpres AS. "Ini akan menjadi pemilu yang curang. Tidak!"

Begitu kicauan itu muncul, Twitter langsung memberikan tanda baru bertuliskan Get the fact about mail-in ballots (Dapatkan fakta soal balot kotak pos).

Jika di-klik, maka akan muncul ulasan dari sejumlah media terkemuka seperti CNN, The Washington Post, yang mematahkan klaim sang presiden.

Baca juga: Trump akan Beri Respons Soal Tensi Hong Kong-China dalam Waktu Dekat

Media-media itu mengutip keterangan pakar, yang menyatakan bahwa cara itu lebih aman dari pada menggunakan sistem in-person voting.

Kemudian berdasarkan studi yang telah dilakukan, mengirim surat suara kepada pemilih melalui pos tidak akan menguntungkan pihak mana pun.

Trump kemudian melakukan balasan, dengan menuduh situs microblogging itu sudah melakukan intervensi terhadap Pilpres AS 3 November mendatang.

" Twitter berusaha menghancurkan KEBEBASAN BERPENDAPAT, dan saya, sebagai Presiden, tidak akan membiarkan hal itu terjadi!" tegas dia.

Dalam twit-nya Rabu, dia kembali menyuarakan ketidaksukaannya terhadap sistem mail-in ballots yang dia anggap menciptakan ketidakjujuran.

Baca juga: Trump Mengaku Tak lagi Konsumsi Obat Malaria Hidroksiklorokuin

"Siapa pun yang paling sering berbuat curang bakal menang. Karena itu, media sosial, bersihkan aksi kalian. SEKARANG!!!!" kata dia.

Dia juga menuding platform media sosial mengintervensi Pilpres AS 2016, dan menegaskan tidak akan membiarkan hal semacam itu terjadi lagi.

AFP melaporkan, sang presiden menjadikan Twitter sebagai media untuk membagikan informasi, teori konspirasi, kepada 80 juta penggemarnya.

Sebelum menang di 2016, dia membangun reputasi politiknya denga mendukung "kebohongan getir" bahwa Barack Obama tidak lahir di AS.

Dia juga melakukan pembunuhan karakter dengan menyebarkan rumor bahwa host MSNBC TV, Joe Scarborough, sudah membunuh stafnya.

Baca juga: Dituding Trump Lakukan Pembunuhan Massal, Ini Jawaban China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com