Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona, Rumah Sakit di Kota Terbesar Brasil Hampir Kolaps

Kompas.com - 18/05/2020, 12:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

SAO PAULO, KOMPAS.com - Wali kota terbesar di Brasil, Sao Paulo, menyatakan sistem kesehatannya nyaris kolaps di tengah lonjakan ranjang darurat untuk merawat pasien virus corona.

Bruno Covas mengungkapkan, saat ini kapasitas rumah sakit sudah mencapai 90 persen, dan bisa penuh dalam waktu dua pekan saja.

Sao Paulo merupakan salah satu wilayah di Brasil yang paling parah terdampak virus corona, dengan korban meninggal mencapai 3.000 orang.

Baca juga: Naik 14.919 dalam 24 Jam, Kasus Covid-19 di Brasil Lampaui Italia dan Spanyol

Pada Sabtu (16/5/2020), Negeri "Samba" itu menempati urutan keempat untuk kasus infeksi tertinggi dunia, menggeser Spanyol dan Italia.

Kementerian kesehatan melaporkan adanya 7.938 infeksi baru dalam 24 jam terakhir, dengan total kasusnya melebihi 241.000.

Pakar kesehatan setempat menyatakan, jumlah infeksi bisa jadi lebih tinggi dari data pemerintah dikarenakan kurangnya alat tes.

Presiden Jair Bolsonaro mendapat kecaman baik dari dalam maupun luar negeri karena penanganannya yang dianggap tidak serius.

Dia mengabaikan anjuran pakar kesehatan ketika berfoto bersama pendukungnya di Brasilia, meski ada imbauan untuk menerapkan social distancing.

Baca juga: Sedang Rapat via Zoom, Presiden Brasil Pergoki Ada Pria Telanjang

Apa yang Wali Kota Sao Paulo katakan?

Covas mengatakan, dia kini tengah berdiskusi dengan pemerintah negara bagian terkait menerapkan lockdown ketat sebelum rumah sakit kewalahan.

Gubernur Sao Paulo mempunyai wewenang atas kepolisian, sehingga Covas yakin bahwa idenya untuk memberlakukan karantina wilayah akan sukses.

Kota terbesar Brasil itu mempunyai populasi 12 juta, dengan data resmi menunjukkan banyak warganya yang tak mengindahkan social distancing.

Baca juga: 38 Suku Amazon di Brasil Terinfeksi Virus Corona

Bagaimana Presiden Jair Bolsonaro menangani krisis virus corona?

Presiden dari sayap kanan itu begitu populer di sana, dan berkali-kali mengklaim bahwa aturan pembatasan sosial hanya akan menghancurkan ekonomi.

Bolsonaro terus bersikukuh menyebut Covid-19 sebagai "flu ringan", menentang segala bentuk pencegahan seraya menyatakan infeksi tak bisa dihindari.

Pada April, presiden yang dijuluki "Donald Trump dari negeri tropis" itu bergabung dengan demonstran yang menuntut agar aturan lockdown dicabut.

Pekan lalu, Menteri Kesehatan Nelson Teich, yang baru menjabat kurang dari sebulan, mengundurkan diri karena tidak setuju dengan Bolsonaro.

Bahkan, dia terang-terangan mengkritik sang presiden karena mengizinkan gim dan salon kecantikan untuk dibuka, dilaporkan BBC Senin (18/5/2020).

Dengan pesan yang disampaikan campur aduk, dengan sikap pemerintah yang lamban, banyak orang Brasil yang tidak mematuhi aturan pencegahan virus corona.

Baca juga: Covid-19, Kota di Brasil Mulai Gali 13.000 Kuburan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com