Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19, Kota di Brasil Mulai Gali 13.000 Kuburan

Kompas.com - 02/05/2020, 14:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

SAO PAULO, KOMPAS.com - Sebuah kota di Brasil menggali kuburan massal, tepatnya adalah 13.000 makam, di tengah perjuangan mereka melawan Covid-19.

Di kota Sao Paulo, otoritas kesehatan yang kewalahan dengan penyebaran wabah mulai menggali makam, berdasarkan foto dari kameramen Eduardo Duwe.

Dilansir Sky News Jumat (1/5/2020), gambar yang diambil dari udara itu menunjukkan kuburan massal di kompleks pemakaman Vila Formosa.

Baca juga: Catatkan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, New York Gali Kuburan Massal

Lebih dari 13.000 makam digali. Menjadi yang terbesar di Amerika Latin dengan liang lahat demi liang lahat sejauh mata memandang.

Pekerja medis di Brasil memang belum kehilangan harapan. Meski begitu, mereka terancam menghadapi kekalahan dari pandemi Covid-19 ini.

Karena itu, Sky News memberitakan pemakaman itu seolah menjadi simbol kegagalan untuk menanggulangi virus yang sudah menjangkiti 3,4 juta di seluruh dunia.

Dengan mengenakan baju pelindung lengkap, penggali makam dan tim pemulasaraan terlihat kesulitan berjalan di tanah yang baru saja digali.

Sementara keluarga korban berada di belakangnya. Produser Sky News Marcia Reverdosa menceritakan momen pilu yang dilihatnya di Vila Formosa.

Dia mengatakan begitu memasuki kompleks Vila Formosa, atsmofernya begitu sedih. Momen penguburan juga dilakukan dengan cepat.

"Kedatangan, pengecekan dokumen, dengan keluarga diberikan waktu beberapa menit untuk berkabung jika terdapat jeda," papar Reverdosa.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Iran Siapkan Kuburan Massal

Jika tidak sempat, maka peti mati bakal langsung dimasukkan ke liang lahat. Begitu cepat hingga keluarga yang berduka tak sempat memberikan penghormatan terakhir.

Reverdosa menerangkan, suasana begitu pilu tatkala menyaksikan keluarga mengamati proses pemulasaraan tersebut di tengah liang terbuka lainnya.

"Setelah (pemakaman) selesai, anggota keluarga lain akan menempati tempat mereka, dengan proses bakal dimulai kembali," jelasnya.

Stigma yang berkembang, masih banyak keluarga yang menolak mengakui bahwa kerabatnya wafat karena terjangkit virus corona.

Meski rumah sakit percaya korban meninggal karena terinfeksi, dikarenakan sedikitnya tes yang dilakukan, banyak keluarga tak percaya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com